EULOGI

Baca: Kisah Para Rasul 9:36-43


Bacaan tahunan: Bilangan 26-27

Menyampaikan eulogi-pidato atau kata-kata pujian tentang seseorang yang meninggal-kadang-kadang tidaklah mudah. Jika almarhum adalah seorang yang baik dan meninggalkan banyak kesan positif, kita dapat menyebutkannya dengan mudah. Sebaliknya, jika ia adalah seorang yang berperilaku buruk dan hidupnya tidak menjadi teladan, menyampaikan eulogi menjadi hal yang sangat sulit.

Kedatangan janda-janda yang melayat atas kematian Tabita mengungkapkan hal menarik. Tabita alias Dorkas adalah seorang perempuan dermawan. Ia adalah murid Kristus yang menunjukkan kasihnya kepada banyak orang yang kurang mampu. Ia melayani Tuhan melalui keterampilannya membuat pakaian. Ketika ia sakit lalu meninggal, janda-janda itu menangisinya dengan membawa baju-baju dan pakaian yang dulu dibuat Tabita untuk mereka. Mereka mengenang Tabita karena kasihnya yang nyata. Syukurnya, mereka masih dapat menyaksikan kehidupan Tabita lebih lama lagi, karena Petrus membangkitkannya dari kematian.

Kita semua pasti mati, walau kita tidak tahu kapan saatnya. Karenanya, selagi hidup kita perlu bertanya pada diri sendiri, "Jika saya mati, apa yang akan dikatakan oleh teman-teman atau keluarga saya untuk mengenang saya?" Bahkan, ada satu lagi pertanyaan terpenting, "Apa yang akan Tuhan katakan tentang hidup saya?" Jadi, marilah kita menyerahkan hidup kita kepada Allah, dan seperti Tabita, mari menjadi murid Kristus yang melayani orang lain dengan talenta dan keterampilan yang kita miliki. --HT/www.renunganharian.net


KESAKSIAN HIDUP KITA YANG MEMBERKATI ORANG LAIN AKAN TETAP BERBICARA SEKALIPUN KITA SUDAH MATI.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media