MEMBERI SECARA MAKSIMAL

Baca: Lukas 6:37-42

Berilah dan kamu akan diberi: Suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang diguncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam pangkuanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. (Lukas 6:38)


Bacaan tahunan: Mazmur 10-17

Di sebuah gereja, seorang hamba Tuhan berkata kepada jemaat, "Mulai sekarang janganlah kalian memberikan persepuluhan kepada gereja ini karena gereja ini sudah cukup secara finansial. Semestinya gereja ini memberkati gereja lain, lembaga misi, dan pekerjaan Tuhan lainnya." Jemaat merespons dengan baik seruan itu karena mereka mengerti bagaimana memberikan persembahan yang terbaik kepada Tuhan.

Bagaimana dengan kita? Apakah kita memberikan persembahan sebagai ungkapan hati yang penuh rasa syukur kepada Tuhan? Martin Luther, sang Bapak Reformator, berkata, "Jika kamu bertobat, hal pertama yang harus bertobat adalah dompetmu!" Maksudnya, Luther menyadari bahwa manusia cenderung mencintai uang melebihi hal-hal lainnya di dunia ini. Padahal, seperti ditegaskan dalam Alkitab, akar segala kejahatan adalah cinta akan uang. Hati yang tulus memberi persembahan, dengan demikian, berlawanan dengan sikap dunia ini. Sikap ini hanya akan muncul sewaktu kita menyadari kebaikan Tuhan atas hidup kita. Kebaikan-Nya selanjutnya akan memotivasi kita, menjadi ukuran atau standar kita, dalam memberi dan mengasihi sesama.

Untuk itu, marilah kita merenungkan sungguh-sungguh kebaikan Tuhan dalam hidup kita. Selanjutnya, kita belajar memberi karena Tuhan sudah memberkati kita secara berlimpah-limpah. Memberi tidak selalu dilakukan dari kelebihan, namun kita dapat belajar memberi sekalipun sedang dalam kekurangan. Hati yang rela memberi menandakan ketergantungan penuh pada Tuhan. --Anton Siswanto/Renungan Harian


MENERIMA ADALAH SIKAP MANUSIAWI, SEDANGKAN MEMBERI ADALAH SIKAP ILAHI.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media