MEMBERI ITU MEMBAHAGIAKAN

Baca: 2 Korintus 8:1-15


Bacaan tahunan: Matius 1-4

Memberi merupakan kata yang cukup menakutkan dan tidak disukai sebagian orang. Dalam benak mereka memberi berarti kepunyaannya berkurang. Jika tadinya mempunyai sepuluh, memberi dua berarti tinggal delapan. Jika prinsip matematika itu dipakai, selama hidup kita tak akan pernah mau memberi. Prinsip ekonomi mengajarkan orang mengeluarkan biaya seminimal mungkin untuk mendapatkan untung sebanyak-banyaknya. Namun, jika diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat, prinsip itu membuat kita tumbuh menjadi orang yang tamak dan egois.

Coba kita renungkan berapa banyak berkat yang telah Tuhan berikan kepada kita. Masih bisa melihat matahari, menghirup udara segar, bertemu keluarga, punya pekerjaan-sungguh tak terhitung berkat yang Tuhan berikan. Lalu mengapa sulit memberi? Sebenarnya kita memiliki sesuatu yang bisa diberikan kepada sesama yang membutuhkan. Bisa harta, waktu, tenaga, pikiran, pengampunan, perhatian, atau sekadar sapaan hangat dan senyuman manis.

Minimal salah satu dari begitu banyak karunia Tuhan ada pada kita. Jangan menganggap kita masih berkekurangan, tidak punya apa-apa, dan masih menunggu berkelimpahan baru bisa memberi. Justru ketika kita memberi dari kekurangan, rela, tulus, dan penuh sukacita, hal itu akan lebih bermakna. Memberi tidak akan membuat kita menjadi miskin. Sebaliknya, memberi membuat apa yang ada pada kita menjadi berlipat ganda dan tidak sia-sia. Memberi itu membahagiakan diri. Maka, mulailah memberi. --JB/Renungan Harian


MEMBERI TIDAK AKAN PERNAH SIA-SIA. MEMBERI JUSTRU MEMBAHAGIAKAN DIRI.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media