BERHENTI SOK TAHU

Baca: Ayub 12


Bacaan tahunan: Imamat 26-27

Orang yang sombong biasanya merasa dirinya lebih baik, lebih tahu, dan lebih berhikmat dari orang lain. Karena itulah mengapa ada orang-orang yang gampang menghakimi seseorang tatkala tertimpa sebuah musibah. Mereka seolah-olah tahu segala sesuatu sehingga dengan mudahnya melontarkan tuduhan bahwa karena dosa-dosanyalah seseorang mengalami musibah. Sikap sok tahu inilah yang dilakukan ketiga sahabat Ayub. Mereka menuduh bahwa musibah yang terjadi adalah buah dari dosa-dosa Ayub.

Ayub merasa bahwa kesombongan dan sikap sok tahu ketiga sahabatnya itu telah membutakan mereka dari kebenaran sejati (ay. 2). Hikmat sejatinya ada pada Allah, Dialah yang berdaulat dan Mahatahu dari segala sesuatu yang terjadi atas hidup manusia. Karena itu, orang yang menyadari bahwa hikmat dan kebenaran hanya ada pada Allah, seharusnya tidak menjadikan dirinya sombong. Apalagi menghakimi orang lain yang sedang menderita pasti karena dosa dan patut dicela. Celakanya, orang yang sombong menyangka bahwa sikap sok tahu mereka tidak akan mendatangkan murka Allah.

Mari belajar untuk memahami siapa diri kita di hadapan Allah. Allah adalah Sang Pencipta (ay. 7-11). Ingatlah nasihat Ayub: bahkan orang tua yang konon paling berpengalaman pun tidak boleh merasa dirinya paling berhikmat (ay. 12). Kiranya kita dapat belajar menjadi pribadi yang bijaksana dan rendah hati untuk tidak merasa diri paling benar dan paling tahu sehingga dengan mudahnya kita menunjuk-nunjuk kesalahan seseorang atas semua musibah yang terjadi. --SYS/www.renunganharian.net


ORANG BERHIKMAT MERASA TIDAK TAHU APA-APA DAN RENDAH HATI SEHINGGA BISA MENGHIBUR ORANG YANG TERTIMPA MUSIBAH.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media