MURNI ATAU TERNODAI?

Baca: Ayub 1:1-12


Bacaan tahunan: Wahyu 9-11

Teman saya akan berhenti dari pekerjaannya untuk mengikuti sekolah Akitab. Ia hendak memenuhi nazar yang diucapkannya ketika ibunya sakit keras. Saya bertanya padanya, andai ibunya tidak sakit keras, apakah ia mau sekolah Alkitab?

Iblis menuduh Ayub menyembah Tuhan karena mendapatkan imbalan. Iman Ayub tidak murni dan ternoda oleh pamrih. Secara tak langsung, Iblis juga menuduh bahwa Tuhan tidak layak disembah dan dikasihi; Tuhan harus menyuap manusia dengan berkat-Nya agar disembah. Ayub memang sempat meragukan keadilan Tuhan, tetapi dalam penderitaannya, Ayub tidak meninggalkan Tuhan dan terus berharap pada-Nya (Ayb. 16:19-20). Penderitaan membuktikan bahwa imannya, tak ternodai pamrih seperti tuduhan iblis.

Apakah kita melayani Tuhan karena menginginkan sesuatu dari Dia? Misalnya, melayani karena ingin disembuhkan dari penyakit berbahaya, karena ingin selalu dilimpahi berkat, ingin sukses dalam bisnis, atau ingin dilindungi. Iman yang tidak bernoda tidak berpamrih. Meskipun kita tidak memiliki apa-apa, seluruh dunia meninggalkan kita, harta milik kita lenyap, dan daging kita hancur, kita tetap merindukan-Nya sebagai kekasih, memuja-Nya sebagai Raja, tunduk pada-Nya sebagai penguasa hidup kita. Iman yang murni tidak bertanya apakah yang Tuhan lakukan saat saya menderita, tetapi apa yang bisa saya lakukan untuk memuliakan- Nya. Itulah iman yang murni, iman yang bernilai tinggi dan berharga di mata-Nya (1Pet. 1:7). --ES/www.renunganharian.net


PENDERITAAN IALAH KESEMPATAN MENILAI DIRI, APAKAH IMAN KITA MURNI DAN BERNILAI TINGGI.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media