MEMBEBASKAN DIRI

Baca: Kolose 3:5-17


Bacaan tahunan: 2 Samuel 21-22

Anak saya yang berumur enam tahun tidak membutuhkan waktu lama untuk datang pada saya meskipun baru saja saya marahi. Sebagai ibu, kadang saya kurang sabar melihat ulahnya dan memarahinya. Setelah itu, biasanya saya membutuhkan beberapa waktu untuk menenangkan diri. Namun tidak demikian dengan anak perempuan saya ini. Bahkan ketika saya meminta maaf karena cara saya menegurnya kurang bijaksana, ia berkata, "Saya sudah memaafkan Ibu."

Mengampuni adalah perintah Yesus kepada umat-Nya (Mat. 18:35). Paulus menegaskan, sebagai manusia baru di dalam Kristus, kita diajak saling mengampuni. Mengampuni membutuhkan kerendahan hati, belas kasihan, kemurahan, dan kesabaran. Kita semua adalah orang-orang yang sudah diampuni. Harga pengampunan itu tak ternilai: kematian Yesus di kayu salib. Semakin kita menyadari besarnya anugerah ini, semakin kita dimudahkan untuk mengampuni sesama. Tuhan telah mengampuni kita sebelum kita menyebutkan rincian dosa kita. Dia melihat hati kita yang bertobat dan mengampuni segala pelanggaran kita.

Orang yang mengampuni tidak menyimpan kesalahan orang lain di dalam hatinya. Mengampuni berarti memilih untuk melupakan kesalahan orang lain. Kadang orang tersebut tidak meminta maaf. Namun, dengan mengampuni, kita membebaskan diri dari rasa benci dan sakit hati yang membebani hati. Dengan hati yang terbebas inilah, kita dapat kembali melakukan panggilan hidup sebagai umat-Nya dengan lebih efektif. --YHC/www.renunganharian.net


MENGAMPUNI ORANG LAIN MEMERDEKAKAN DIRI KITA DARI RASA BENCI.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media