MENGUNJUNGI SI SAKIT

Baca: 1 Yohanes 4:7-21

Siapa yang tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah yang tidak dilihatnya. (1 Yohanes 4:20)


Bacaan tahunan: Amsal 24-27

Suatu ketika, sebelum saya memimpin suatu acara persekutuan doa, seorang ibu menghampiri saya dengan mata berkaca-kaca. Ia terbata-bata menceritakan keponakannya yang hampir sepuluh tahun sakit. Ia telah menyampaikan hal itu kepada pendeta jemaat berkali-kali, tetapi ia hanya mendapatkan jawaban, "Ya, kita doakan." Padahal, ia mengharapkan kunjungan. Setelah persekutuan doa itu saya memutuskan berkunjung. Ternyata, kondisi sang keponakan sangat memprihatinkan: tinggal di gubuk reot di antara tumpukan-tumpukan sampah, tidur beralas tikar kotor di atas tanah, dan mengalami gangguan mental.

Ada kalanya, Tuhan mempertemukan kita dengan orang yang memiliki kebutuhan khusus. Dan, saat itu bisa merupakan kesempatan untuk menunjukkan kasih nyata kepada orang tersebut. Yohanes mengatakan bahwa kita harus saling mengasihi karena kasih berasal dari Allah, dan Allah adalah kasih (ay. 7, 8). Namun, Yohanes menyatakan kecenderungan kita yang kerap kali tidak mempraktikkan kasih kepada sesama manusia yang tampak di depan mata sehingga kasih kita kepada Allah yang tak kelihatan patut dipertanyakan.

Kita bisa saja berkata bahwa kita mengasihi Allah, berulang-ulang kepada siapa saja. Namun, orang lain melihat wujudnya dalam praktik kasih kita kepada sesama; hal praktis, sesederhana apa pun perbuatan kita kepada sesama, menunjukkan seberapa besar kasih dan pengenalan kita kepada Allah. --Piter Randan Bua /Renungan Harian


PERBUATLAH KASIH SEBANYAK DAN SESERING MUNGKIN KEPADA SESAMA, SUPAYA MEREKA MELIHAT KASIH ALLAH DI DALAM DAN MELALUI HIDUP KITA.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media