KELIRU MENGINGAT

Baca: BILANGAN 11:4-23


Bacaan tahunan: Markus 4-5

Peristiwa yang terjadi dalam keseharian secara spontan terekam dalam pikiran, membentuk ingatan. Maka, tidak sekonyong-konyong kita melupakan sebuah peristiwa, kecuali kita pikun karena sudah tua. Saat ini, banyak juga orang yang sudah tua, tetapi masih memiliki ingatan yang baik. Ingatan membuat kita mampu mengenang masa lalu, contohnya saat pertama kita mengenal Kristus atau pertemuan pertama dengan pasangan.

Dari Mesir, bangsa Israel berangkat menuju Kanaan, melewati padang gurun. Selama perjalanan, mereka kerap meneriakkan keluhan terhadap Tuhan. Salah satunya perihal mereka tidak bisa makan daging (ay. 4). Saat itu, mereka beranggapan tinggal di Mesir lebih baik daripada mengikuti kehendak Tuhan. Mengejutkan, karena selama di Mesir mereka diperbudak! Setiap hari mereka disuruh membuat sejumlah batu bata, dan kalau tidak selesai, mereka akan dipukul (lih. Kel. 5:14). Tentunya bangsa Israel tidak memiliki masalah dengan ingatan, hanya mereka keliru mengingat. Mereka mengingat Mesir bukan sebagai penjara penuh siksaan, melainkan negeri idaman di mana mereka bebas menikmati ikan, mentimun, semangka, bawang prei, bawang merah, dan bawang putih (ay. 5). Terkenang aneka bahan makanan, bukan rasa sakit dan tangisan, bukan juga perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan oleh Tuhan demi membebaskan mereka.

Anak-anak Tuhan semestinya adalah orang-orang yang paling bahagia di dunia ini. Idealnya senantiasa terdengar ucapan syukur dari mulut mereka. Jika justru kita kerap mengeluh, sangat mungkin kita juga telah keliru mengingat. Kita mengenang hanya kesukaran dan masalah. Mulai hari ini, mari memenuhi ingatan dengan kebaikan Tuhan. Maka keluhan akan berhenti, juga hati merasakan sukacita.
-LIN/www.renunganharian.net


PUJILAH TUHAN, HAI JIWAKU, DAN JANGANLAH LUPAKAN SEGALA KEBAIKAN-NYA!-Mazmur 103:2


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media