SUPAYA DIMENGERTI

Baca: NEHEMIA 8:1-11


Bacaan tahunan: Kolose

Setelah melalui 70 tahun pembuangan di Babel akibat dosa mereka, bangsa Israel kembali ke Yerusalem sesuai janji Allah. Ezra menjadi salah satu pemimpin mereka. Ezra adalah seorang imam, juga ahli kitab yang mahir dalam Taurat Musa, serta berkomitmen untuk menaati serta mengajarkannya kepada umat Allah (Ezr. 7:6, 10). Generasi yang lahir dan besar di Babel tentunya tidak lagi terbiasa dengan berbagai pengajaran Taurat. Ezra menyadari itu. Maka ketika ia dan beberapa orang Lewi membacakan Taurat Musa kepada seluruh rakyat yang berkumpul di depan pintu gerbang Bait Allah, mereka membacakannya dengan jelas, serta menerangkan maknanya, sehingga semua orang dapat memahaminya. Hasilnya, umat Israel menyadari betapa mereka telah berdosa sehingga mereka menangis, berdukacita, dan bertobat.

Inilah yang seharusnya menjadi tujuan kita saat membaca firman Allah, yaitu untuk memahaminya lalu menerapkannya. Bukan sekadar rutinitas tanpa makna. Bukan supaya orang lain berpikir bahwa kita adalah orang saleh. Itu jugalah yang hendaknya menjadi tujuan utama para pemberita firman Tuhan, baik melalui khotbah atau berbagai media lainnya. Bukan untuk memamerkan kehebatan diri sendiri sehingga pendengarnya memuji-muji sang pengkhotbah. Melainkan membuat firman Tuhan itu dipahami dengan jelas, sehingga dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.

Membaca, mendengarkan, atau mengkhotbahkan firman Tuhan seharusnya berakhir pada pemahaman yang membuat kita melakukan sesuatu seturut kehendak Allah. Kita ditegur, diingatkan, dikoreksi, dituntun, diajar, dan diteguhkan untuk menjalani hidup yang berkenan bagi Tuhan.
-HT/www.renunganharian.net


MEMAHAMI FIRMAN TUHAN ADALAH LANGKAH AWAL YANG KOKOH UNTUK DAPAT MENJALANI HIDUP YANG SELARAS DENGAN KEHENDAK-NYA


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media