HANYA SUARA

Baca: LUKAS 3:1-6


Bacaan tahunan: 1 Korintus 12-14

Lukas mendaftarkan sejumlah nama beserta jabatan mereka ketika Yohanes Pembaptis memulai pelayanannya. Tiberius menjadi kaisar Roma. Pontius Pilatus menjadi gubernur Yudea. Herodes, Filipus, dan Lisanias menjadi raja wilayah di kota-kota berbeda di Israel dan sekitarnya. Hanas dan Kayafas menjadi imam besar. Mereka adalah para petinggi di bidang politik dan keagamaan. Memiliki kuasa atas wilayah tertentu. Menduduki posisi yang diidamkan banyak orang. Berdiam di pusat kota, pusat pemerintahan, maupun pusat keagamaan. Kontrasnya, Allah memilih seseorang yang tidak memiliki jabatan, tidak diperhitungkan manusia, serta tidak berada di pusat keramaian–melainkan di padang gurun–untuk memproklamirkan Sang Mesias kepada dunia.

Yohanes menyebut dirinya sebagai "suara yang berseru-seru" (ay. 4). Ia tidak menonjolkan dirinya. Tidak ingin membuat orang lain terkesan akan kehebatannya. Sebaliknya, ia menganggap bahwa bukan dirinya yang utama, melainkan Kristus yang diberitakannya. Ia bisa saja tidak dikenal orang, itu tidak masalah baginya, asalkan Kristus yang diwartakannya semakin mereka kenal. Ia sungguh menempatkan dirinya sebagai pembawa berita. Kristus sendirilah inti beritanya.

Di tengah dunia di mana semua orang berlomba memiliki nama besar serta jabatan yang hebat, bahkan dalam dunia pelayanan sekalipun, di manakah posisi kita? Memupuk kebesaran nama sendiri atau tetap berfokus membesarkan nama Kristus? Hendaknya kita cukup rendah hati mengakui bahwa Kristuslah yang seharusnya menjadi pusat pemberitaan kita, yang ditinggikan dan dimuliakan melalui hidup kita. Itulah yang hendaknya selalu kita suarakan.
-HT/www.renunganharian.net


KIRANYA KITA SETIA MEMBESARKAN NAMA KRISTUS MELALUI SUARA DAN TINDAKAN YANG LAHIR DARI HATI YANG TULUS


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media