ONESIMUS DAN KITA

Baca: FILEMON 1:8-22


Bacaan tahunan: Matius 20-21

Dalam suratnya yang ditujukan kepada Filemon, Paulus meminta kesediaannya untuk menerima seseorang layaknya menerima dirinya sendiri (ay. 17). Seseorang yang dimaksud ialah Onesimus, budak yang melarikan diri setelah mendatangkan kerugian kepadanya. Jika Filemon masih menyayangkan besarnya kerugian itu, ia boleh menanggungkan semuanya kepada Paulus (ay. 18).

Terbayang banyak orang pada saat itu heran melihat bagaimana Paulus membela seorang budak. Faktanya, terlebih jauh tindakan Allah bagi kita, seonggok debu berlumur dosa! Dia merancangkan sebuah karya penebusan yang melibatkan Yesus, Putra-Nya yang tunggal (Yoh. 3:16). Di dalam karya tersebut ditetapkan bahwa Yesus mati di kayu salib. Dia harus menanggung beratnya kesakitan dari tergantung di atas kayu yang kasar, dengan kedua tangan dan kaki-Nya terpaku. Ditambah sebelumnya, Dia dicambuk, ditampar, dan dipermalukan (Yoh. 19:1-3). Pula Dia dipaksa berjalan cukup jauh menuju tempat penyaliban dengan di pundak-Nya memanggul salib (Yoh. 19:17). Seluruh dunia terkesima, tidak mampu mengucap sepatah kata.

Oleh Paulus, Onesimus dipuji sebagai sosok yang sangat berguna (ay. 11). Selama dirinya berada dalam penjara, Onesimuslah yang melayaninya (ay. 13). Hal ini membuktikan bahwa Onesimus telah paham betapa beruntungnya dirinya menerima kebaikan Paulus. Jauh lebih beruntung diri kita oleh limpahnya anugerah Allah. Nah, tidakkah kita rindu menjadi sosok yang sangat berguna bagi Kerajaan Allah? Tidakkah kita bersemangat menunjukkan kasih terhadap sesama dan menjangkau jiwa-jiwa?
-LIN/www.renunganharian.net


KEBERUNTUNGAN YANG TERAMAT BESAR TELAH KITA TERIMA KARENA ALLAH BERSEDIA MENYATAKAN KASIH-NYA KEPADA KITA


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media