AKIM CAMARA

Baca: 1 Korintus 1:18-31

Supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah. (1 Korintus 1:29)


Bacaan tahunan: Yesaya 32-37

Bagaikan kacang lupa kulitnya. Peribahasa ini mengingatkan orang agar tidak melupakan asal usulnya. Sekarang besar, dulu kecil. Sekarang hebat, semula bukan siapa-siapa. Mengenang dan mengenal dari mana diri ini berasal menolong kita untuk tetap sadar diri, rendah hati, dan tahu berterima kasih. Paulus mengajak jemaat Korintus untuk mengingat "bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil" (ay. 26), agar tidak ada orang yang lekas "memegahkan diri di hadapan Allah" (ay. 29).

Dunia musik mengenal Andre Rieu, pemain biola tersohor dari Belanda beserta grup orkestra papan atas, Johan Strauss Orchestra. Pada konser Natal 2005 di Berlin, sang maestro merekrut seorang pemain biola cilik, bocah 3 tahun bernama Akim Camara. Walau berbakat, ia bermain apa adanya khas anakanak. Gesekannya belum sempurna. Kadang temponya tidak tepat. Bahkan biolanya sesekali meleset dari pundaknya. Penonton tertawa. Namun sambutan hangat tetap membahana sebab ia tampil bersama Andre Rieu. Sampai kapan pun seorang Akim Camara tak boleh lupa momen Natal 2005 itu.

Saat ini Anda seorang Kristen senior? Giat malang-melintang di pelayanan? Dilengkapi oleh berbagai talenta? Banyak karya dan prestasi? Janganlah bermegah diri. Kita bukan siapa-siapa tanpa Tuhan. Semuanya tiada jika Dia tidak memanggil kita. Dalam anugerah-Nya ia "merekrut" kita masuk dalam orkestrasi karya pelayanan-Nya-seperti seorang Akim Camara "dipungut" oleh Andre Rieu. Siapa yang sesungguhnya patut dimuliakan? --Pipi A Dhali /Renungan Harian


TUHAN YANG MENGARUNIAKAN ANUGERAH-NYA DALAM HIDUP KITA; DIALAH YANG PATUT KITA HORMATI DAN KITA PERMULIAKAN.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media