MANNA SEJATI

Baca: Yohanes 6:25-51

Akulah roti kehidupan. Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. Inilah roti yang turun dari surga: Siapa saja yang memakannya, ia tidak akan mati. (Yohanes 6:48-50)


Bacaan tahunan: Matius 1-4

Sepanjang perjalanan menuju tanah perjanjian, orang Israel mengumpulkan manna setiap pagi. Manna dimaksudkan untuk dimakan setiap hari, dan jika tidak dikonsumsi pada hari itu, manna itu akan berulat dan busuk. Khusus menjelang hari Sabat, mereka mengumpulkan manna dalam jumlah yang cukup untuk kebutuhan selama dua hari supaya mereka tidak melanggar kekudusan Sabat (Kel 16:16, 35). Meskipun berasal dari surga, manna itu berguna untuk memelihara tubuh jasmani mereka saja.

Dalam Perjanjian Baru, Yesus menyebut manna atau "roti yang turun dari surga" itu sebagai lambang diri-Nya sendiri, yaitu Roti Hidup yang sejati. Manna di padang gurun itu hanyalah bayang-bayang dari Manna Sejati yang diberikan Allah, yaitu Yesus Kristus. Jika manna hanya berguna untuk tubuh jasmani, Yesus Kristus dapat memberikan hidup kekal kepada dunia (ay. 33, 35). Hanya masalahnya, mereka tidak percaya kepada-Nya meskipun mereka sudah melihat Dia (ay. 36, 41). Roti Hidup itu sudah ada di depan mereka, tetapi tetap saja mereka mencari roti yang sementara.

Sejujurnya, kita pun acap kali mencari Yesus hanya demi memperoleh mukjizat atau berkat jasmani dari-Nya (ay. 26). Padahal, Dia menawarkan karunia yang jauh lebih baik: mengenal dan memiliki hubungan dengan Sang Roti Hidup, yang akan menghidupkan roh kita dan memberikan kepuasan batin. Berbagai berkat jasmani tidak dapat menggantikan pemberian yang istimewa itu. Pribadi Yesus-lah yang mengaruniakan kepada kita hidup yang kekal. --Samuel Yudi S /Renungan Harian


YESUS KRISTUS ADALAH 'MANNA SEJATI' YANG TURUN DARI SURGA, ROTI HIDUP YANG MEMBERIKAN KEHIDUPAN KEKAL.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media