HANYA DIPINJAMKAN

Baca: Ayub 1:1-22

Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN! (Ayub 1:21)


Bacaan tahunan: Matius 18-20

"Sudah cukup waktunya, sayang, sekarang saatnya untuk mengembalikan mainan yang kamu pinjam. Itu bukan milikmu, kembalikan, " kata seorang ibu berulang-ulang kepada anaknya. Seakan tidak mendengar perkataan sang ibu, anak itu semakin mengeratkan genggaman tangannya. Matanya mulai berkaca-kaca. Ia menyukai mainan itu dan ingin memilikinya. Tidak rela rasanya untuk mengembalikannya.

Anak kecil belum memahami benar arti kepemilikan. Berbeda dengan Ayub. Ia orang yang saleh dan jujur (ay. 1). Ia juga orang terkaya di negerinya (ay. 3). Tetapi dalam sekejap, ia mengalami kehilangan besar (ay. 13-19). Ketika kehilangan demi kehilangan diizinkan hadir dalam hidupnya, respons Ayub mencerminkan keyakinan pribadinya. Tuhan telah memberinya kesempatan untuk menikmati banyak hal di dalam hidupnya (ay. 2-3). Tetapi, ia tahu semuanya itu milik Tuhan yang dipercayakan kepadanya. Tuhan mengizinkannya untuk menikmatinya sementara waktu. Jika saatnya tiba, semuanya kembali kepada Sang Pemilik (ay. 21). Hal inilah yang membuat Ayub tidak menuduh dan tidak menyalahkan Tuhan (ay. 22).

Apakah saat ini kita sedang kecewa dan marah kepada Tuhan? Menuduhnya merampas apa yang kita kasihi? Pemahaman bahwa Tuhanlah Pemilik dan Pemberi seharusnya menolong kita untuk berespons seperti Ayub. Alih-alih protes kepada Tuhan, mengucap syukurlah untuk kesempatan yang masih Dia berikan kepada kita. Pergunakan dengan baik setiap hal yang Dia pinjamkan, sampai tiba saatnya untuk dikembalikan! --Silvia Wiguno S /Renungan Harian


JANGAN MENGGENGGAM HARTA DUNIAWI TERLALU ERAT AKAN MENYAKITKAN KETIKA TIBA SAATNYA MELEPASKAN.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media