Alkitab, Renungan Harian, Ayat Emas, Pujian...
Baca: Kejadian 3:1-13
Manusia itu menjawab: "Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan." (Kejadian 3:12)
Bacaan tahunan: Lukas 10-11
Perhatikan sikap Adam terhadap Hawa sebelum mereka berdosa. Ia menyambut Hawa dengan antusias "tulang dari tulangku dan daging dari dagingku" (Kej 2:23). Namun setelah jatuh dalam dosa, Adam mempersalahkan Hawa karena telah "memberi dari buah pohon itu kepadaku" (ay. 12).
Adam tak lagi menyebut sang istri sebagai bagian yang tak terpisahkan dari hidupnya. Bahkan Adam menuduh istrinya sebagai sumber masalah dan seolah-olah hendak menaruh ganjaran dosa itu di pundak istrinya. Padahal, ketika istrinya memetik buah terlarang itu, Adam ada di sana. Pasti ia menyetujui tindakan istrinya. Sebagai kepala keluarga yang seharusnya memimpin istrinya menaati Allah, ia malah ikut makan buah terlarang itu (ay. 6).
Ketika dosa memasuki hidup manusia, hubungan antarmanusia pun turut hancur. Masing-masing orang berpusat pada diri sendiri dan menuduh yang lain sebagai penyebab utama bila ada masalah yang merusak kebahagiaan. Andaikan saat itu Adam berkata, "Baiklah, Tuhan, ini tanggung jawabku. Jangan hukum istriku. Aku yang akan memikul tanggung jawabnya. Ampuni dosaku, tolong aku untuk keluar dari dosa ini"-pasti kondisi manusia sekarang berbeda.
Namun, ini cuma angan-angan keturunan Adam yang menyalahkan nenek moyangnya juga. Yang jelas, Tuhan telah memberikan jalan keluar. Rantai dosa bisa diputuskan saat kita mengaku dosa. Tuhan yang setia dan adil akan mengampuni dosa kita, bahkan menyucikan kita dari segala kesalahan (1Yoh 1:9)! --Susanto /Renungan Harian
KEBAHAGIAAN TERJADI KETIKA DOSA DIAKUI DAN DISELESAIKAN, KETIKA HUBUNGAN MANUSIA DAN ALLAH DIPULIHKAN.
Please sign-in/login using: