TENTANG KEMATIAN

Baca: 1 Tesalonika 4:13-18

Selanjutnya kami tidak mau, Saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. (1 Tesalonika 4:13)


Bacaan tahunan: : Matius 7-9

Berbagai suku bangsa di dunia memiliki beragam tradisi untuk menunjukkan perkabungan saat orang yang mereka kasihi meninggal dunia. Suku tertentu di Papua menunjukkannya dengan memotong ruas jemari mereka. Ada suku di India yang mewajibkan seorang istri masuk ke dalam api kremasi yang sedang membakar jasad suami. Namun, setelah mereka mengenal Injil, tradisi tersebut tidak lagi dipraktikkan.

Rasul Paulus menjelaskan tentang kematian kepada jemaat di Tesalonika agar mereka tidak berdukacita seperti orang yang tidak memiliki pengharapan. Mereka yang tidak mengenal Kristus, menganggap kematian sebagai suatu hal yang menakutkan dan mengerikan. Mereka tidak tahu apa yang terjadi dengan orang yang meninggal. Sebagian orang bahkan berpikir orang yang meninggal itu akan menjadi roh gentayangan yang dapat mengganggu orang yang masih hidup.

Sebaliknya, bagi setiap orang percaya terdapat pengharapan yang kokoh. Ketika seorang percaya meninggal, ia dikumpulkan bersama dengan Allah (ay. 14). Kelak, ia akan dibangkitkan dan akan merayakan kekekalan bersama Tuhan (ay. 16-17). Tuhan Yesus Kristus telah membuktikan bahwa ada kebangkitan orang mati. Dan iman kita kepada-Nyalah yang akan memberikan kita pengharapan yang demikian.

Kehilangan orang yang kita kasihi pastilah membuat kita berdukacita. Namun, hendaklah kita ingat bahwa mereka telah bersama dengan Allah dan, suatu hari kelak, kita akan bertemu lagi di surga. Kebenaran ini akan menghiburkan orang-orang percaya (ay.18).—HT


PENGHARAPAN DALAM KRISTUS MEMAMPUKAN KITA BERDIRI TEGUHDALAM SUKACITA, BAHKAN KETIKA BERHADAPAN DENGAN KEMATIAN


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media