Alkitab, Renungan Harian, Ayat Emas, Pujian...
Baca: Matius 25:31-46
Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. (Matius 25:40)
Bacaan tahunan: : Kisah Para Rasul 1-3
Siapakah saudara kita? Secara jasmani, mereka yang satu ayah dan satu ibu dengan kita, serta pertautan keluarga dari kedua pihak. Secara rohani, mereka yang seiman. Secara politik, mereka yang sebangsa setanah air. Begitukah?
Tuhan Yesus menawarkan pengertian yang tak terduga. Dia menyebut orang miskin, orang sakit, orang asing, dan orang tahanan sebagai “saudara-Ku” (ay. 40). Mereka mewakili kaum lemah, tidak berdaya, bisa jadi tertindas dan terpinggirkan. Mereka memerlukan uluran pertolongan, namun justru kerap diperlakukan sebagai sampah masyarakat. Orang asing dapat mengacu pula pada mereka yang berbeda etnis, berbeda kepercayaan, berbeda pilihan politik, kelompok minoritas. Orang tahanan ada yang ditawan karena kejahatannya sendiri, namun ada juga yang menjadi korban ketidakadilan. Sungguh mengejutkan, Yesus merengkuh orang-orang seperti itu sebagai “saudara”, dan menganggap perlakuan terhadap mereka sebagai perlakuan terhadap diri-Nya. Dia memilih bersolidaritas dengan orang-orang yang dianggap hina itu.
Sayangnya, banyak orang justru bersikap seperti Kain ketika Tuhan bertanya kepadanya tentang keberadaan Habel. Jawaban Kain—“Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?” (Kej. 4:9)—bukan hanya sebuah dusta, melainkan penyangkalan akan kebersaudaraan mereka. Kain tidak lagi menganggap Habel sebagai saudara, melainkan orang asing, bahkan musuh. Alih-alih menjaganya, ia membunuhnya! Sungguh berlawanan dengan sikap Yesus.
Jadi, siapakah saudara kita? Bagaimana kita memperlakukan mereka?—ARS
SEMANGAT PERMUSUHAN ADALAH SEMANGAT YANG MEMATIKAN;SEMANGAT PERSAUDARAAN ADALAH SEMANGAT YANG MENGHIDUPKAN
Please sign-in/login using: