Alkitab, Renungan Harian, Ayat Emas, Pujian...
Baca: Yunus 1:1-17
Angkatlah aku, campakkanlah aku ke dalam laut, maka laut akan menjadi reda dan tidak menyerang kamu lagi. Sebab aku tahu, bahwa karena akulah badai besar ini menyerang kamu. (Yunus 1:12)
Bacaan tahunan: : 1 Korintus 1-4
Punya anak badung, sungguh menjengkelkan. Sudah tahu salah, tapi tetap nekad. Rasanya gemas sekali! Kalau masih anak-anak, kita masih bisa maklum. Tapi, kalau sudah dewasa dan jadi nabi Tuhan?
Nabi Yunus sebenarnya sadar telah melarikan diri dari tugas panggilannya. Ia juga sadar Tuhan marah padanya, hingga laut bergelora dan seisi kapal yang ditumpanginya hampir binasa akibat ulahnya. Alih-alih bertobat, Yunus malah nekad. Ia minta agar awak kapal melemparkannya ke samudra yang bergelora, agar badai mereda.
Secara sadar Yunus melawan kuasa Allah yang menuntut ketaatannya, sebab perintah Allah itu bertentangan dengan keinginannya. Sebagai hamba Allah, Yunus bias gagal memenuhi tugas panggilannya. Namun, Allah, yang memanggil dan memilihnya, adalah Allah yang sabar dan setia. Dia tak pernah gagal dan putus asa menghadapi kebebalan Yunus (ay. 17).
Bukankah ulah Nabi Yunus juga mencerminkan sikap kita? Berapa sering kita tidak setia dan lari dari panggilan untuk menaati perintah-Nya? Bukan karena kita tidak tahu kehendak-Nya, tetapi karena secara sadar kita mengabaikan suara-Nya. Padahal, Dia berbisik lembut di hati nurani kita, agar kita setia melayani sesama yang masih hidup dalam dosa. Menegur, membimbing, menuntun mereka dengan sabar, supaya mereka hidup dalam pertobatan dan kebenaran. Namun tak jarang kita lebih memilih mengejar kenikmatan dan kepentingan sendiri daripada memedulikan kepentingan orang lain. Ayo berbalik! Percuma kita lari dan menjauh dari-Nya.—SST
LAKUKAN TUGAS PELAYANANMU SELAMA MASIH SIANG.BILA MALAM TIBA, TAK ADA LAGI YANG DAPAT KITA PERBUAT.
Please sign-in/login using: