Alkitab, Renungan Harian, Ayat Emas, Pujian...
Baca: Lukas 15:1-7
Bacaan tahunan: Yeremia 4-6
Pengampunan merupakan salah satu wujud nyata kasih. Bagi orang percaya, mestinya hal ini menjadi bagian dari jati diri sebagai anak-anak Allah. Namun demikian fakta menunjukkan bahwa di dalam satu tubuh gereja pun tidak sedikit terjadi perselisihan, persaingan, kemarahan, kebencian, iri dengki, dendam dan berbagai bentuk perseteruan lainnya. Kebersamaan yang terjalin lama tak selalu membuat mereka saling menerima, menghargai, menyadari demi membangun kehidupan bersama, melainkan memunculkan akar-akar kebencian yang semakin lama semakin kuat dan sulit dicabut.
Tuhan Yesus memberikan perumpamaan domba yang hilang untuk menggambarkan betapa berharganya keberadaan satu jiwa. Ia sangat peduli dan mengasihi, sehingga tidak rela jika ada satu saja umat-Nya yang tersesat. Bahkan Ia mengatakan bahwa satu orang berdosa yang bertobat cukup untuk membuat surga bersukacita! Tidak ada manusia yang tidak dipandang berharga di mata-Nya. Karena itu Ia tidak menuntut, melainkan mengampuni, menghapus dosa dan menerima kita kembali.
Tuhan yang Mahakuasa tentu berhak untuk marah, membenci dan menghukum ketika ciptaan-Nya tidak tunduk terhadap-Nya. Namun demikian Dia tidak melakukannya! Manusia diberi-Nya kesempatan untuk bertobat dan dipulihkan. Pernahkah kita bercermin dan menilai diri: siapakah kita di hadapan Tuhan? Bukankah hanya makhluk lemah yang penuh dosa dan kekurangan? Tuhan yang sempurna tanpa cela saja lebih suka mengampuni. Jika demikian, layakkah kita marah, membenci dan menuntut sesama? --EBL/www.renunganharian.net
ALLAH LEBIH SUKA MEMBERI PENGAMPUNAN YANG MEMBAWA KEHIDUPAN ALIH-ALIH MEMBERI HUKUMAN YANG MEMBINASAKAN.
Please sign-in/login using: