PENGALAMAN YOSAFAT

Baca: 2 TAWARIKH 19:4-11


Bacaan tahunan: Yosua 20-21

Pengalaman adalah guru terbaik. Begitulah kata seorang filsuf dan orator dari kelompok Stoa Romawi, Cicero. Ungkapan ini pun disetujui banyak orang. Dari peristiwa yang terjadi pada masa lalu seseorang dapat mengambil pelajaran, sebagai bekal melangkah di masa depan.

Penyelamatan dari maut yang dilakukan Tuhan pastilah menyisakan pengalaman yang amat mendalam bagi Yosafat. Pun teguran tegas Yehu, pelihat yang menyampaikan firman Allah. Yosafat sadar, menerima ajakan Ahab merupakan kesalahan baginya. Beruntung Yosafat masih beroleh kesempatan bertobat dan memperbaiki diri. Karena itulah dalam mengemban tugasnya sebagai raja, Yosafat menunjukkan kasih yang berkeadilan. Ia memperhatikan rakyat secara merata. Bukan hanya rakyat di sekitar kerajaan, melainkan juga mereka yang ada di daerah-daerah, termasuk yang ada di pegunungan. Yosafat juga mendorong rakyatnya hidup benar, dengan hanya menyembah Tuhan saja. Dalam mengangkat hakim-hakim, Yosafat juga memberikan instruksi supaya mereka melakukannya bagi Tuhan, bukan bagi manusia. Mereka harus bekerja berdasar rasa takut akan Tuhan, dengan kesetiaan dan ketulusan hati.

Kualifikasi kehidupan rohani Kristen adalah takut (hormat) akan Tuhan. Bertindak dengan saksama, tidak curang, tidak memihak dan tidak menerima suap. Tegas dalam kebenaran, setia dan tulus. Sekalipun yang kita hadapi dalam dunia kerja adalah manusia, tanggung jawab kita tetap kepada Tuhan. Kiranya pengalaman Yosafat menguatkan kita menjalani panggilan hidup dalam Tuhan. --EBL/www.renunganharian.net


KETIKA KITA MENGIZINKAN FIRMAN ALLAH MEMANDU KEHIDUPAN, PERTOBATAN DAN TRANSFORMASI SEJATI AKAN KITA ALAMI.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media