AREA BUTA APOLOS

Baca: KIS. PR. RASUL 18:24-28


Bacaan tahunan: Yehezkiel 17-19

Jendela Johari adalah teknik yang digunakan untuk membantu orang lebih memahami hubungan dengan diri dan orang lain yang lebih baik. Teori ini diciptakan tahun 1955 oleh dua psikolog Amerika, yakni Joseph Luft dan Harrington Ingham. Jendela Johari terdiri dari empat area. Pertama adalah area terbuka, yakni sifat atau kepribadian yang mudah dilihat oleh diri sendiri maupun orang lain. Kedua adalah area buta, yakni sifat yang tidak bisa kita identifikasi sendiri, namun dapat dilihat orang lain. Ketiga adalah area tersembunyi, yakni sifat yang sengaja kita sembunyikan, sehingga orang lain tidak mengetahuinya. Dan keempat adalah area misteri, yakni sifat yang baik kita maupun orang lain tak bisa mengidentifikasikannya.

Ternyata teori ini juga dapat diterapkan di berbagai bidang, termasuk dalam menilai pengetahuan seseorang. Ini terlihat dalam kisah Apolos, seorang Yahudi kelahiran Aleksandria, Mesir. Ia terpelajar, fasih bicara dan mahir dalam soal-soal Kitab Suci. Ia telah menerima pengajaran tentang Yesus dan mengajarkannya dengan bersemangat, namun ternyata pengetahuannya belum lengkap. Syukurlah, Priskila dan Akwila dapat melihat area buta Apolos. Mereka pun mengajarnya dengan teliti, sehingga Apolos menjadi penginjil yang berani dan pembela iman Kristen yang andal.

Diperlukan kerendahan hati seperti Apolos untuk menerima koreksi dan bimbingan. Dan diperlukan hikmat serta kecintaan terhadap kebenaran untuk dapat bertindak seperti Priskila dan Akwila. Kita hendaknya mengikuti teladan mereka.
-HT/www.renunganharian.net


PANDANGLAH ORANG-ORANG DI SEKELILING KITA SEBAGAI ALAT TUHAN UNTUK MENOLONG DAN MEMPERLENGKAPI KITA MENJADI ALAT KEMULIAAN-NYA


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media