Alkitab, Renungan Harian, Ayat Emas, Pujian...
Baca: LUKAS 17:11-19
Bacaan tahunan: Yehezkiel 20-21
Suatu ketika saya mengajak sembilan anak untuk makan bersama di sebuah restoran. Melihat mereka menikmati hidangan dengan lahap, saya merasakan kebahagiaan yang tak dapat terlukiskan dengan perkataan. Menariknya, setelah kami selesai makan dan bersiap untuk kembali ke rumah di mana lokasi kegiatan berpusat, hanya satu anak yang mengucapkan terima kasih secara langsung, sedangkan delapan anak lainnya bersikap biasa saja.
Setiap kali mengingat peristiwa itu, saya mengerti alasan keheranan Yesus ketika melihat hanya ada satu orang kusta yang kembali kepada-Nya setelah mendapati dirinya sembuh. Ia bahkan mengungkapkan rasa syukurnya dengan tersungkur di hadapan Yesus. Namun ironisnya, sembilan orang lainnya yang juga mengalami kesembuhan tidak pernah kembali untuk berterima kasih atas mukjizat yang Yesus kerjakan atas diri mereka. Jika dipikir sikap kesembilan orang itu memang keterlaluan, seolah mereka tak pernah diajarkan untuk berterima kasih atas kebaikan atau pertolongan yang orang lain berikan. Terlebih mereka menerima pertolongan yang tidak biasa, karena kesembuhan dari kusta dan setelah dinyatakan tahir, maka sanksi sosial pun akan terhapuskan dari kehidupan mereka.
Namun, tanpa sadar terkadang kita berlaku seperti sembilan orang kusta tadi dalam merespons kebaikan Tuhan yang pernah kita terima. Kita lupa berterima kasih, terutama ketika menerima berkat yang menurut kita biasa atau wajar dialami orang percaya. Padahal, jika Tuhan menarik berkat itu dari hidup kita, mungkin keadaan kita takkan pernah sama.
-GHJ/www.renunganharian.net
BERTERIMA KASIH ADALAH BUKTI BAHWA KITA MENGHARGAI SETIAP KEBAIKAN ALLAH
Please sign-in/login using: