Alkitab, Renungan Harian, Ayat Emas, Pujian...
Baca: YEREMIA 32:1-27
Bacaan tahunan: Matius 13-14
Ada pertimbangan ketika kita hendak membeli sebidang tanah. Aspek utama tentu saja tentang lokasi dan lingkungannya, status tanah, dan prospek tanah itu beberapa tahun ke depan. Ketika salah satu pertimbangan itu tidak terpenuhi, biasanya kita urung membelinya. Pertimbangan-pertimbangan seperti ini tentu lumrah dilakukan.
Tuhan meminta Yeremia agar membeli tanah di Anatot. Hanya saja tanah itu sedang bermasalah. Yerusalem, kota di mana tanah Anatot berada sedang berada dalam kekuasaan Babel. Apa untungnya membeli tanah itu untuk masa depan? Tetapi karena Tuhan yang menyuruhnya, Yeremia pun bertindak tidak masuk akal dengan membeli tanah itu. Dengan membeli tanah serta menyimpan surat-surat tanah dalam sebuah bejana tanah, Nabi Yeremia menunjukkan iman bahwa suatu saat Anatot akan bebas dari penguasaan Babel dan tanah itu akan menjadi tanah milik yang bisa diperjualbelikan lagi oleh Yeremia sesuai petunjuk Tuhan.
Perintah Allah kadang terdengar tidak masuk akal bagi kita. Bahkan Tuhan kerap meminta kita untuk melakukan sesuatu yang bertolak belakang dengan tradisi dunia. Ketika kita mendengar perintah untuk berlaku jujur di tengah lingkungan yang tidak jujur, apakah kita menaatinya? Dunia mungkin saja menganggap komitmen kita untuk hidup bersih dan jujur adalah kebodohan. Dan karenanya, mungkin kita diperlakukan tidak adil. Kehendak Tuhan acap kali bertolak belakang dengan kehendak kita, tetapi ketika kita belajar untuk lebih taat melakukan kehendak-Nya apa pun situasinya, kita percaya bahwa tujuan-Nya selalu indah pada akhirnya.
-SYS/www.renunganharian.net
PERINTAH TUHAN ITU KADANG BERTOLAK BELAKANG DENGAN KEHENDAK KITA, TETAPI SAAT KITA MENAATI-NYA, KITA AKAN BAHAGIA KARENANYA
Please sign-in/login using: