Alkitab, Renungan Harian, Ayat Emas, Pujian...
Baca: 1 TIMOTIUS 1:12–17
Bacaan tahunan: Yoel 1–3
Di awal karier, saya merasa rendah diri karena banyaknya kegagalan di masa lalu. Akibatnya, saya cenderung menyerahkan tugas sulit kepada orang lain yang saya pikir lebih mampu dan berpengalaman. Seorang rekan yang baik hati lalu menceritakan kisah pemuda yang menjadi murid rohaninya. Pemuda yang baru percaya kepada Kristus itu tampil begitu percaya diri dalam kepemimpinan dan pelayanannya.
Rasul Paulus tampil giat dan percaya diri. Padahal harusnya ia merasa malu. Paulus mengaku bahwa dirinya buruk sekali: seorang penghujat, penganiaya, dan ganas. Paulus juga merasa dirinya paling berdosa (ay. 16). Namun, ia justru menjadi teladan bagi orang percaya. Apa rahasianya? Pertama, Rasul Paulus memusatkan diri pada belas kasihan Yesus Kristus yang menyelamatkannya dan mengaruniakan iman kepadanya. Semua kekacauan masa lalunya telah diampuni dan Paulus lalu hidup dalam anugerah Kristus. Kedua, Paulus dipenuhi ucapan syukur atas kepercayaan Tuhan baginya untuk melakukan pekerjaan yang mulia. Tuhan tidak lagi memperhitungkan masa lalu Paulus yang gelap. Karena itu, Paulus pun tidak menjadikan masa lalu sebagai alasan yang menghambat dirinya.
Orang percaya tidak seharusnya rendah diri. Yesus telah menyelamatkan kita oleh kasih-Nya. Itu artinya, Tuhan tidak melihat keburukan dan kegagalan masa lalu kita. Bila kita mendapat kepercayaan dalam karier dan pelayanan, itu berarti Ia mengasihi kita. Tuhan menghendaki kita bekerja melalui anugerah-Nya, bukan dengan mengandalkan kebanggaan diri.
-HEM/www.renunganharian.net
ENYAHKAN RASA RENDAH DIRI DENGAN BERFOKUS PADA KASIH KARUNIA DAN KEPERCAYAAN-NYA KEPADA KITA UNTUK MELAKSANAKAN PEKERJAAN-NYA
Please sign-in/login using: