MENUTUP TELINGA-NYA

Baca: YEREMIA 11:1–17


Bacaan tahunan: Nahum 1–Habakuk 3

Sejatinya, Allah kita adalah Allah yang selalu rindu mendengarkan seruan doa kita. Bahkan Ia sendiri yang meminta kepada kita untuk datang mendekat kepada-Nya dan menyampaikan permohonan. Tetapi, sungguh mengejutkan ketika sekali waktu secara terang-terangan Ia berkata bahwa Ia tidak akan mendengarkan seruan umat-Nya bahkan akan mendatangkan malapetaka atas mereka. Apa yang telah terjadi?

Sesungguhnya Allah meminta bangsa Israel mendengarkan apa yang telah berulang-ulang diberitahukan dengan berbagai macam cara (ay. 8), namun "telinga" hati yang ditutupi kedegilan tidak mendengar apa-apa (ay. 9-10)! Setiap peringatan, teguran, dan nasihat Tuhan sama sekali tidak diperhatikan, sebaliknya hati mereka marah dan menolak, dan tidak jarang mereka membunuh nabi-nabi yang diutus Tuhan itu. Telinga mereka memerah. Bangsa itu tidak rela ditegur oleh Yeremia dan merancangkan rencana keji terhadapnya (Yer. 11:19). Sungguh, kedegilan hati merekalah yang membuat Allah "menutup telinga-Nya" terhadap seruan mereka, bahkan ketika malapetaka menimpa mereka (ay. 11-14).

Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita dengan teguran keras dan hajaran ketika kita mulai menyimpang dari pada-Nya. Ia bahkan melakukannya berulang kali dan Ia rindu kita bersedia mendengarkan-Nya lalu bertobat. Tetapi kitalah yang berulang kali menolak-Nya, telinga kita memerah mendengar teguran-Nya. Allah bukannya tidak mendengarkan seruan kita, tetapi kedegilan dan kekerasan hati kitalah yang menolak mendengarkan-Nya sekalipun Ia telah berulang kali berbicara kepada kita. Kiranya kita selalu rendah hati untuk memiliki telinga yang terbuka terhadap suara-Nya.
-SYS/www.renunganharian.net


SEJATINYA KEKERASAN HATI KITALAH YANG TELAH MENUTUP TELINGA-NYA TERHADAP SERUAN DOA KITA


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media