JARKONI

Baca: 1 SAMUEL 2:27–36


Bacaan tahunan: Lukas 10–11

Jarkoni adalah akronim dari Bisa Ujar Ora Bisa Nglakoni (Jawa), yang artinya bisa mengajar namun tidak bisa melakukan. Istilah ini dipakai untuk mengambarkan orang-orang yang memiliki kecenderungan senang menasihati orang lain, tanpa pernah menghidupinya.

Jarkoni dilakukan Eli kepada kedua anaknya yang tak menghormati Tuhan. Eli menegur mereka lantaran memandang rendah kurban sembelihan umat kepada Tuhan. Malangnya, Eli sendiri melakukan kesalahan yang sama. Alih-alih memberi keteladanan bagi mereka, Eli justru ikut menikmati korupsi dan manipulasi. Tak heran jika Eli tak berani mengambil tindakan yang lebih tegas untuk mendisiplin Hofni dan Pinehas. Bagaimana mungkin menasihati mereka dan membawanya menuju pertobatan jika ia pun melakukan dosa yang sama? Dapat dikatakan bahwa Eli justru lebih memiliki rasa takut kepada kedua anaknya ketimbang kepada Tuhan. Akibatnya, Tuhan membatalkan janji-Nya bagi keluarga Eli. Mereka tidak dapat lagi melayani Tuhan. Bahkan, mereka dikutuk tidak memiliki umur yang panjang. Jika ada yang masih tinggal hidup dari keturunannya pun, mereka akan mengemis demi menjabat sebagai imam, demi berjuang bagi perutnya yang lapar.

Belajar dari Eli, janganlah kita mengharapkan anak-anak memiliki ketaatan kepada Tuhan, jika kita sebagai orang tua pun tak memiliki ketaatan. Alangkah baiknya kita senantiasa mengupayakan ketaatan dan kekudusan kepada Tuhan. Selain memberikan keteladanan bagi anak-anak kita, bukankah menjadi taat dan kudus adalah cara kita menghormati Allah?
-EBL/www.renunganharian.net


KARENA PENGHORMATAN TERTINGGI KEPADA ALLAH NYATA MELALUI KEKUDUSAN DAN KETAATAN UMAT KEPADA-NYA


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media