TERJERAT BERKAT

Baca: HAKIM-HAKIM 8:22–35


Bacaan tahunan: Lukas 23–24

Ada orang yang senang memublikasikan keberhasilan melalui media sosial. Mungkin tujuan mereka adalah mengekspresikan sukacita dan rasa bangga. Seandainya unggahan itu menuai banyak komentar dan ucapan selamat, bukankah menerima penghargaan atas prestasi yang diraih tidaklah berlebihan? Namun, tanpa disadari adakalanya hal ini menjerumuskan orang pada dosa kesombongan.

Keberhasilan Gideon mengalahkan Midian sesungguhnya mendapatkan apresiasi luar biasa dari orang Israel. Mereka berniat mengangkat Gideon menjadi raja atas Israel. Namun, dengan segala kerendahan hati Gideon menolak tawaran itu, dengan pemahaman bahwa hanya Tuhan yang layak menjadi raja. Meski demikian, Gideon mengekspresikan rasa bangganya dengan meminta orang Israel mengumpulkan emas hasil jarahan. Gideon menjadikannya efod. Alkitab tidak menceritakan dengan jelas maksud Gideon membuat efod ini. Bisa jadi efod itu dibuat untuk mengingat kedaulatan dan kuasa Tuhan yang telah memberi mereka kemenangan atas Midian. Malangnya, Gideon lupa melibatkan Tuhan. Efod itu pun justru menjadi jerat. Sebab di kemudian hari orang Israel justru menyembah efod itu. Ya, mereka memberhalakan efod buatan Gideon.

Tak selamanya iman tergoyahkan oleh penderitaan. Berkat pun dapat berubah menjadi jerat ketika kita kehilangan kewaspadaan. Lihat saja Gideon yang mampu mengatasi godaan dari luar namun gagal karena ulahnya dalam menanggapi berkat. Baiklah kita senantiasa menjaga hati agar tak terjerumus pada dosa karena keteledoran sendiri.
-EBL/www.renunganharian.net


MELUPAKAN TUHAN BERPOTENSI MENGUBAH BERKAT MENJADI JERAT


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media