KESAKSIAN DARI PENJARA

Baca: KEJADIAN 39


Bacaan tahunan: Keluaran 30-32

Yusuf dipenjara karena tuduhan kejahatan yang tidak dilakukannya. Namun, Yusuf tidak membela diri dengan menceritakan kejadian yang sebenarnya. Mungkin ia takut hal itu merendahkan istri tuannya, atau bisa pula tuannya tetap tidak memercayai kejujurannya. Yusuf pun menerima risiko dipenjarakan di antara tahanan raja, tahanan yang terburuk.

Namun demikian, di hadapan Allah Yusuf diakui dan dibenarkan. Allah menjadi pelindung yang adil dan penuh kuasa baginya. Allah tidak memandang hina Yusuf sekalipun ia berada di tahanan. Kehadiran-Nya tak dapat dihalangi oleh gerbang atau palang penjara. Hati nurani Yusuf yang murni, yakni kejujuran, kesetiaan, dan kelurusan hatinya melayakkannya menerima pertolongan Allah di mana pun ia berada. Karena itu pula kepala penjara memercayakan kepadanya pengaturan urusan penjara. Oleh pertolongan Allah, Yusuf berhasil mengemban tugasnya.

Berada di dalam hukuman dan pembuangan tentu terasa menyesakkan. Bukan hal mudah untuk menjaga keteguhan iman, mengobarkan api semangat dan jiwa melayani di tengah kondisi itu. Namun, Roh Tuhan yang tidak dapat dibatasi oleh kuasa mana pun selalu menyertai orang benar. Karena itu, orang benar selalu berpeluang memperoleh keberhasilan dan menjadi berkat di mana pun mereka berada. Inilah alasan bagi kita untuk tidak lekas menyerah pada keadaan. Termasuk ketika dunia tidak memandang kita, bahkan mungkin membuang kita. Di mana pun kita berada, di sanalah kesempatan kita untuk memberikan kesaksian yang benar tentang iman kita kepada Tuhan.
-EBL/www.renunganharian.net


HIDUP BENAR MENGUNDANG KONSEKUENSI YANG BESAR SEKALIGUS KESEMPATAN BERSAKSI YANG JAUH LEBIH BESAR LAGI


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media