HATI YANG BERUBAH

Baca: 1 SAMUEL 13


Bacaan tahunan: Ayub 40-42

Betapa cepatnya hati manusia itu berubah. Ada orang yang tadinya menjalani hidup sederhana dan rendah hati, tapi di kemudian hari hatinya berubah menjadi begitu sombong setelah ia mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Ada orang yang tadinya kurang percaya diri dan merasa lemah, tetapi siapa sangka ia bisa menjadi seorang diktator kejam ketika berkuasa. Seperti itulah hati manusia, gampang berubah. Bisa jadi perubahan hatinya itu menjadi petunjuk bahwa ia tidak rela kehilangan rasa nyaman maupun kekuasaan yang didapatnya selama ini.

Saul begitu rendah diri ketika Tuhan menunjuknya menjadi raja Israel. Sejatinya, ia adalah orang yang diurapi Tuhan dengan janji pengokohan kerajaan Israel. Awalnya, Saul memang seorang yang taat dan rendah hati. Namun, ia lupa bahwa hati itu gampang berubah. Itu terjadi ketika ia tidak sabar menanti kedatangan Samuel dan dengan lancang mempersembahkan korban bakaran yang bukan menjadi tugasnya. Saul begitu angkuh. Ia menjadikan kedudukannya menjadi alasan bahwa ia bisa berbuat apa saja termasuk mengambil tugas keimaman. Sikapnya yang tidak sabar, angkuh, dan tidak taat dinilai Tuhan sebagai penolakan kepada Tuhan. Saul pun harus menerima konsekuensi: ditolak sebagai raja dan kehilangan janji Tuhan. Ia kehilangan apa yang coba ia pertahankan dengan kuat.

Sikap Saul mengingatkan kepada kita bahwa bukan persembahan atau ritual agamawi yang memperkenan hati Tuhan. Tuhan lebih menyukai kasih setia dan ketaatan kepada firman-Nya. Mari renungkan: Hati manusia itu rapuh, gampang berubah oleh situasi. Bahkan hidup dalam berkat pun, jika tidak diwaspadai, bisa berubah menjadi angkuh dan melupakan Tuhan.
-SYS/www.renunganharian.net


HATI MANUSIA ITU RAPUH, GAMPANG JATUH KARENA KEADAAN. SEBAB ITU, JAGALAH HATI KITA DENGAN PENUH KEWASPADAAN!


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media