PERASAAN YANG TUMPUL

Baca: EFESUS 4:17-32


Bacaan tahunan: Mazmur 36-39

Dalam menjalani kehidupan ini, kita mungkin pernah mendengar orang berkata, "Sungguh orang itu seperti tak punya perasaan!" Biasanya ungkapan itu ditujukan kepada orang yang dianggap mengucapkan atau melakukan sesuatu yang melukai perasaan orang lain atau mengakibatkan kerugian dan penderitaan bagi sesamanya. Nah, berbicara soal tindakan yang melukai perasaan, bagaimana seharusnya orang percaya menjalani hidup dengan mengacu pada firman Allah?

Nas renungan hari ini menyebutkan adanya perasaan manusia yang tumpul, yang ditunjukkan oleh mereka yang hidup tidak mengenal Allah (ay. 17). Tanda dari perasaan yang tumpul itu sedikitnya ada dua, Pertama, mereka akan menyerahkan diri kepada hawa nafsu. Apa pun yang mereka kerjakan, fokusnya hanyalah untuk memenuhi hawa nafsu, yang tentu bertentangan dengan firman Allah. Kedua, mereka mengerjakan segala macam bentuk kecemaran hidup dengan serakah-bisa diartikan di luar batas kewajaran. Mampukah kita selaku orang percaya menjauhkan diri dari keadaan ini, sebagai tanda bahwa kita tidak mengalami perasaan yang tumpul?

Tentu saja bisa, ketika kita dapat menerapkan tiga perkara ini: belajar mengenal Kristus, dibaharui dalam roh dan pikiran, serta belajar hidup sebagai manusia baru (ay. 20-24). Nah, sebelum mengakhiri renungan ini, mari adakan evaluasi singkat dengan menanyakan dua perkara ini: "Apakah hidup saya sedang dikuasai hawa nafsu? Apakah saya sedang mengerjakan kecemaran hidup?" Jika ya, ini waktunya untuk berbenah diri dan berubah.
-GHJ/www.renunganharian.net


ALLAH MENEBUS KITA BUKAN UNTUK MENJALANI HIDUP DENGAN DIKUASAI HAWA NAFSU DAN KECEMARAN


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media