MENGELUHKAN WELAS ASIH TUHAN

Baca: YUNUS 4


Bacaan tahunan: Mazmur 51-57

Yunus kesal hati dan marah. Ia mengeluhkan welas asih Tuhan. Mengapa urung membinasakan penduduk kota Niniwe? Mengapa justru mengampuni, membiarkan "orang-orang jahat" itu hidup? Tampak Yunus tidak menyadari dirinya tidak berbeda dengan mereka. Sebelumnya, Tuhan menyuruh Yunus berangkat ke Niniwe, tetapi ia lari ke Tarsis (Yun. 1:1-3). Yunus berbuat tidak taat. Ketidaktaatan merupakan kejahatan, dan itu berarti ia juga "orang jahat". Jika Tuhan tidak welas asih, ia juga tidak terampuni. Jika Tuhan tidak welas asih, ia juga akan binasa.

Jika seseorang mengaku dosa, maka Tuhan akan mengampuni (lih. 1Yoh. 1:9). Jika seseorang bertobat, menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, padanya dikaruniakan keselamatan. Sungguh sebuah kebenaran yang indah. Faktanya, banyak dari kita merasa tidak terima. Orang yang mengaku dosa telah berbuat semena-mena. Orang yang bertobat telah menyengsarakan sesamanya. Bukankah lebih tepat jika mereka menerima hukuman, ditimpakan kesakitan atau kesusahan. Mengapa justru mengampuni "orang-orang jahat"? Seperti Yunus, kita mengeluhkan welas asih Tuhan. Kita tidak menyadari diri kita tidak berbeda dengan mereka. Kerap kita iri, egois, dan sombong. Semuanya itu merupakan kejahatan, dan itu berarti kita juga "orang jahat". Jika Tuhan tidak welas asih, kita juga tidak terampuni. Jika Tuhan tidak welas asih, pada kita juga ditimpakan kesakitan atau kesusahan.

Sadari kerinduan hati Tuhan. Dia menghendaki bukan kebinasaan orang jahat, melainkan pertobatan mereka (lih. Yeh. 33:11). Seharusnya bukan mengeluh, kita justru membantu. Beritakan Injil agar orang-orang jahat bertobat. Tuntunlah mereka pada jalan keselamatan karena kita telah menerima welas asih Tuhan.
-LIN/www.renunganharian.net


SIAPA MENGELUH KEPADA TUHAN MENGAPA SEORANG PENDOSA DIAMPUNI, BERARTI IA TIDAK TAHU DIRI


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media