AKUILAH TUHAN

Baca: YEHEZKIEL 24:15-27


Bacaan tahunan: Amsal 10-12

Seorang anak perempuan usia 7 tahun meninggal. Padahal sore itu anak perempuan ini masih bermain di pelataran gereja yang masih basah oleh air hujan. Dia terpeleset dan kepala bagian belakangnya menghantam semen dengan keras. Malam itu juga dia meninggal di pangkuan ayahnya dan di hadapan ibunya karena pendarahan otak. Kedua orang tuanya sangat sedih. Mereka adalah rohaniwan yang baik dan setia. Meskipun demikian, sedikit pun mereka tidak mengeluh tentang Tuhan.

Kemalangan dapat menimpa siapa pun. Bagian Alkitab yang kita baca ini menggambarkan penderitaan Nabi Yehezkiel. Sebagai nabi, ia harus menyampaikan firman TUHAN kepada umat Israel. Kadang ia memakai dirinya untuk memberi gambaran nyata. Yehezkiel kehilangan istrinya yang sangat dikasihinya karena TUHAN mengambilnya. Lebih sengsara lagi, Yehezkiel tidak boleh meratap dan menangis sekalipun ia sangat berduka. Hal ini untuk memperlihatkan hukuman TUHAN terhadap Yerusalem yang tidak bertobat. Tujuan dari hukuman Allah itu adalah agar Israel mengakui bahwa Tuhanlah Allah. Berulang kali peringatan dan nubuat Nabi Yehezkiel diakhiri dengan perkataan, "... agar umat atau musuh umat Allah mengetahui bahwa Dialah TUHAN."

Sebagai orang percaya, kita tidak perlu mempertanyakan maksud Tuhan ketika kita menderita. Dalam keadaan apa pun kita harus percaya bahwa Ia selalu memiliki tujuan baik terhadap anak-anak-Nya. Melalui penderitaan, iman kita menjadi lebih dewasa. Kita tetap mengakui bahwa Dialah Tuhan kita yang berdaulat atas hidup kita.
-HEM/www.renunganharian.net


DALAM KEADAAN APA PUN, DIALAH TUHAN YANG MENGASIHI DAN BERDAULAT ATAS UMAT YANG PERCAYA KEPADA-NYA


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media