MENUNGGANGI HAL BAIK

Baca: MARKUS 11:15-19


Bacaan tahunan: Matius 1-4

Sebenarnya, ketentuan tentang kurban dan persembahan di Bait Suci telah ada dalam Perjanjian Lama. Namun, elite agama Yahudi memperumit pelaksanaannya hingga orang terpaksa membeli (dengan harga mahal) hewan kurban dan koin persembahan di kios-kios yang dikuasai oleh elite itu. Mereka menjadikan masyarakat sebagai objek keserakahan, dan Bait Suci serta peribadatan di sana sebagai alat untuk memeras sesama. Sebab itulah, Tuhan amat sangat murka (ay. 15-16).

Apa yang kita lihat pada tindakan Tuhan itu?

Dengan tindakan itu, Tuhan terutama hendak mengembalikan Bait Suci pada status dan fungsi semestinya: rumah doa (ay. 17). Dengan tindakan itu juga, Tuhan hendak menghentikan praktik-praktik yang menjadikan masyarakat sebagai sapi perah. Tindakan Tuhan itu adalah penolakan atas segala hal yang menjadikan sesama sebagai objek kepentingan egoistis.

Namun, ada lagi.

Bait Suci dan peribadatan adalah representasi hal-hal baik dalam arti luas. Tindakan Tuhan menunjukkan betapa Tuhan marah karena orang menunggangi hal-hal baik untuk tujuan-tujuan yang sama sekali tak baik, Tuhan amat sangat tidak berkenan pada semua tindakan yang menjadikan hal-hal baik sebagai alat untuk melakukan hal-hal tidak baik.

Sampai hari ini pun, tindakan menunggangi hal baik untuk tujuan tak baik ternyata masih ada. Kemarahan Tuhan di atas adalah kode keras agar orang tidak menunggangi hal baik demi tujuan tak baik apa pun itu, agar orang tidak memakai hal-hal mulia sebagai kendaraan bagi motivasi jahat atau hina.
-EE/www.renunganharian.net


TUHAN TIDAK BERKENAN KITA MENUNGGANGI HAL BAIK UNTUK TUJUAN YANG TIDAK BAIK


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media