TAK ADA UANG ABANG DIBUANG

Baca: EFESUS 5:21-33


Bacaan tahunan: Matius 24-25

Dalam sebuah reuni SMP seorang teman datang bersama anaknya. "Duh, lengket banget sama ayah," komentar teman yang lain. "Mau sama siapa lagi?" sahut sang ayah. Rupanya, istrinya telah menikah dengan laki-laki lain. Hal itu berawal dari keputusannya mundur karena tidak ingin terlibat skandal korupsi di tempat kerjanya. Alih-alih mendukung, sang istri meninggalkannya dengan alasan suaminya tak lagi kaya.

Pernikahan Kristen menjadi gambaran relasi Tuhan dengan umat. Kasih suami kepada istri semestinya sama seperti kasih Kristus kepada jemaat. Suami bertanggung jawab memelihara dan merawat istri. Suami harus dapat menjalankan bagiannya sebagai pemimpin layaknya Kristus atas gereja: menunjukkan kasih dan pengorbanan diri. Sebaliknya, istri memiliki kewajiban layaknya jemaat harus taat dan tunduk kepada Kristus. Istri wajib tunduk kepada suami karena suami adalah kepala istri. Menghormati dan menaati suami merupakan perwujudan ketaatan pada kuasa Allah.

Malangnya, sebagian wanita mengukur tanggung jawab suami dari penghasilan mereka. Karena itu, ketundukan istri kepada suami tergantung pada besarnya uang yang diberikan. Tentu saja pandangan ini tidak tepat! Bukankah dasar pernikahan yang utama adalah kasih? Suami memang memiliki tanggung jawab mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Namun, bukan berarti istri dapat menuntut sesuka hati. Apalagi dengan mudah meninggalkan suami ketika segala sesuatu tidak berjalan seperti kemauannya. Bukankah istri adalah penolong yang sepadan bagi suami?
-EBL/www.renunganharian.net


SELAYAKNYA SUAMI-ISTRI SALING MERENDAHKAN HATI UNTUK SALING MENANGGUNG BEBAN


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media