Alkitab, Renungan Harian, Ayat Emas, Pujian...
Baca: Kejadian 2:8-17
Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya. (Kejadian 2:16-17)
Bacaan tahunan: Yeremia 29-31
Dulu saya mengikuti anggapan bahwa Allah memiliki rancangan yang detail atas kehidupan setiap orang percaya. Jika saya gagal mengenali kehendak Allah dalam perkara yang penting-pekerjaan, jodoh, gereja tempat melayani-saya melewatkan persediaan terbaik-Nya bagi saya. Sungguh menggentarkan!
Uraian Frank Viola dalam Rethinking the Will of God memberi saya pencerahan. Ia mengambil contoh dari perintah pertama Tuhan. Di Taman Eden, Tuhan menetapkan batas bagi manusia, mana pohon yang buahnya boleh mereka makan dan mana yang tidak boleh. Hanya sampai di situ. Tuhan tidak membatasi detailnya: kapan harus makan, bagaimana mengolah buah itu, bagaimana memakannya. Di bagian ini, manusia leluasa untuk memilih.
Saat ini, apa garis batas kehendak Allah bagi orang percaya? Garis batasnya adalah kasih (Gal 5:22-23). Sepanjang kita bergerak di dalam kasih, kita aman. Di luar kasih, kita berada di luar kehendak Allah. Maka, dalam mengambil keputusan, kita tidak harus selalu repot mencari tahu apa kehendak Allah untuk hal itu. Kita cukup bertanya: Apakah pilihan ini memuliakan atau mencemarkan nama Allah? Apakah perbuatan ini melayani dan menolong sesama atau menjatuhkan mereka? Apakah tindakan ini mendatangkan kesejahteraan atau merusak diri sendiri?
Roh Kudus, yang berdiam dalam diri kita, mungkin menuntun kita melakukan hal yang tidak kita sukai (meminta maaf) atau menuntut pengurbanan (mendermakan dana liburan). Ketika menaatinya, kita akan mengalami sukacita dan damai sejahtera. --Arie Saptaji /Renungan Harian
KETIKA KITA BERGERAK DI DALAM KASIH, KITA BERGERAK DI DALAM KEHENDAK ALLAH.
Please sign-in/login using: