BELAJAR MENERIMA NASIHAT

Baca: 2 Timotius 3:10-4:8


Bacaan tahunan: Mazmur 144-150

Ketika anak kecil melakukan kesalahan, biasanya orangtua akan menasihatinya dengan penuh kesabaran. Mereka membimbing dan mengarahkan anak itu untuk memperbaiki diri.

Dalam hidup ini, bukan hanya anak kecil yang bisa melakukan kesalahan. Kita pun dapat melakukan kesalahan dan memerlukan nasihat orang lain untuk membimbing kita ke arah yang lebih baik. Namun, seberapa sering kita menerima nasihat itu? Dan, sudahkah kita melakukannya?

Setiap manusia pasti pernah menerima nasihat dari seseorang, terlepas dari baik atau buruk nasihat itu. Paulus juga memberikan nasihat kepada Timotius (2 Tim. 3:10-4:8). Nasihat Paulus bukan untuk menjatuhkan Timotius. Paulus hendak menguatkannya, agar tetap berdiri teguh di tengah masyarakat yang tidak taat pada Allah, menyukai pengajaran palsu dan nasihat yang buruk. Paulus memulai nasihatnya dengan membagikan pengalamannya dalam memberitakan Injil dan mengakhirinya dengan keyakinan bahwa Tuhan yang memampukan Paulus melewatinya. Paulus ingin memotivasi Timotius supaya kuat dan setia dalam pemberitaan Injil serta tetap mengandalkan Allah dalam setiap pengalaman.

Kadang kita menganggap biasa nasihat seseorang kepada kita. Kita tidak setuju ketika nasihat itu tidak seperti yang kita harapkan. Namun, Tuhan dapat menyatakan nasihat-Nya melalui orang di sekitar kita untuk menolong kita supaya tidak salah jalan. Marilah kita belajar menerima nasihat seperti seorang anak kecil yang sadar akan kekurangan dan kelemahannya. --Febrina Judith Hariandja/Renungan Harian


KITA MEMERLUKAN MASUKAN ORANG LAIN UNTUK MEMPERBAIKI DIRI; KITA PERLU RENDAH HATI UNTUK MENERIMA NASIHAT MEREKA.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media