Alkitab, Renungan Harian, Ayat Emas, Pujian...
Baca: KIS. PR. RASUL 2:1-13
Bacaan tahunan: Ayub 24-28
Pentakosta mengandung kesejajaran dengan peristiwa Menara Babel (Kej. 11:1-9). Dalam kesatuan bahasa, orang-orang di Babel hendak menyamai Tuhan. Tuhan turun menghadapi kesombongan tersebut dengan mencerai-beraikan bahasa mereka sehingga mereka tidak lagi memahami satu sama lain dan mereka pun terserak ke seluruh muka bumi- selaras dengan perintah-Nya yang semula. Terjadilah kekacauan. Perbedaan dan keragaman yang muncul menjadi sumber konflik dari generasi ke generasi.
Ketika Roh Kudus tercurah, Dia tidak turun untuk mempersatukan bahasa umat manusia. Dia tidak menunjuk satu bahasa tertentu (Aram atau Yunani, misalnya) sebagai bahasa utama atau bahasa suci bagi orang percaya. Sebaliknya, Dia mencurahkan bahasa baru, "bahasa roh", untuk menolong mereka saling memahami, untuk menerjemahkan secara supranatural dari satu bahasa ke bahasa lain. Maka, orang-orang dari seluruh penjuru dunia yang berkumpul di Yerusalem pada hari itu dapat mendengar orang-orang percaya berbicara dalam bahasa mereka masing-masing.
Keragaman adalah keniscayaan dalam kehidupan kita bersama. Dalam kehidupan iman pun, ada keragaman karunia dan ungkapan iman. Perbedaan ini dapat dianggap sebagai ancaman dan sumber konflik. Namun, Roh Kudus datang bukan untuk menghapuskannya. Sebaliknya, Dia menyediakan "bahasa roh" untuk menjembatani kesenjangan yang ada. Dengan mendayagunakan bahasa Roh Kudus, kita dapat belajar mengenal, memahami, dan merayakan keragaman di antara kita.
-ARS/www.renunganharian.net
ROH KUDUS DATANG BUKAN UNTUK MENGHAPUSKAN KERAGAMAN, MELAINKAN UNTUK MERAJUTNYA MENJADI MOSAIK MENAKJUBKAN
Please sign-in/login using: