KEINTIMAN YUNUS DAN ALLAH

Baca: Yunus 4:1-4


Bacaan tahunan: Bilangan 14-15

Kitab Yunus yang hanya 4 pasal menggambarkan keintiman hubungan Nabi Yunus dengan Allah yang dilayaninya. Allah bagaikan sahabat dekat Yunus. Kadang ia bisa marah, menjauh, berdebat, merajuk, dan tak bisa menerima keputusan Allah. Dari semula, Yunus telah mengenal sifat Allah, bahkan sebelum Allah bertindak. Yunus sudah bisa menebak apa yang bakal Tuhan lakukan. Lihat apa kata Yunus: "Ya TUHAN, bukankah telah kukatakan itu, ketika aku masih di negeriku? Itulah sebabnya, maka aku dahulu melarikan diri ke Tarsis, sebab aku tahu, bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia serta yang menyesal karena malapetaka yang hendak didatangkan-Nya" (ayat 2).

Ini terbukti di Yunus 3:10. Allah menyesali malapetaka yang dirancang-Nya, dan Dia tak jadi melakukannya. Yang belum diketahui Yunus adalah: mungkinkah penduduk Niniwe yang jahat dan bertindak penuh kekerasan itu mau bertobat? Kesabaran Yunus terhadap Niniwe sudah habis. Yang tersisa hanyalah kebencian dan keinginan agar Allah segera melaknat. Di luar dugaan Yunus, bangsa Niniwe menyesali segala dosanya. Mereka memohon pengampunan dan belas kasihan Allah, agar terhindar dari hukuman-Nya. Sayang, amarah Yunus menutupi sukacita hubungannya dengan Allah!

Sobat, adakah hatimu sedang diliputi kekecewaan, amarah, dan sakit hati terhadap orang-orang di sekitarmu? Mari, berilah hatimu dikuasai kasih dan kemurahan Allah, agar jangan sampai kebencian dan dendam merenggut keintimanmu dengan Allah, kekasih jiwamu. --SST/Renungan Harian


MEMBIARKAN HATI DIKUASAI DENDAM DAN KEBENCIAN MERUGIKAN DIRI SENDIRI DAN MERENGGUT KEINTIMAN DENGAN ALLAH.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media