KELEDAI BILEAM

Baca: Bilangan 22:21-35


Bacaan tahunan: Yeremia 7-10

Salah satu trik untuk mengendalikan kemarahan adalah dengan berhitung dari satu sampai sepuluh di dalam hati. Hal itu menjadikan pikiran lebih rileks. Diharapkan, kita jadi lebih mampu mengendalikan diri sehingga kemarahan kita tidak meluap melalui perkataan atau perbuatan yang bertolak belakang dengan jiwa kristiani yang menjadi jati diri kita.

Ketika Bileam berniat menuruti bujukan Balak untuk mengutuki Israel, Tuhan murka. Malaikat Tuhan menghadang Bileam di tengah perjalanan. Melihat malaikat Tuhan menghunus pedang, keledai Bileam menyimpang dari jalan hingga masuk ke ladang. Bileam murka kepada keledainya. Ya, Allah murka kepada Bileam, dan Bileam murka kepada keledai yang telah menyelamatkannya dari murka Allah. Keledai itu menyelamatkannya dari pedang malaikat, tetapi Bileam ingin membunuhnya.

Bileam yang tersesat menjadi sukar mendengar. Hatinya yang tidak taat pada kehendak Tuhan menjadikan matanya "buta" sehingga tidak melihat malaikat Tuhan. Bileam kehilangan kepekaan sehingga tidak bisa melihat kebenaran. Kita belajar bahwa pengikut Tuhan yang taat memiliki kepekaan terhadap pimpinan Tuhan. Tetapi, kehadiran-Nya akan dianggap sebagai duri bagi mereka yang tidak mau taat. Jangan jadikan risiko ketaatan ini sebagai alasan untuk melarikan diri dari Tuhan. Terlebih lagi kedaulatan Tuhan atas hidup manusia bersifat mutlak. Kedaulatan Tuhan mampu menjaga orang benar dan menaklukkan segala nafsu jahat manusia. --Endang B. Lestari/Renungan Harian


PENGIKUT TUHAN YANG TAAT MEMILIKI KEPEKAAN HATI. TETAPI, KEHADIRAN-NYA MENJADI DURI BAGI YANG MENGERASKAN HATI.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media