LUPA DIRI

Baca: 2 TAWARIKH 21


Bacaan tahunan: Yosua 9-10

Kehancuran tidak selalu disebabkan oleh faktor dari luar, melainkan bisa pula dari dalam diri sendiri. Menjadi sombong karena merasa diri hebat dan ceroboh karena merasa pencapaian kita tak tertandingi, misalnya. Keduanya adalah sikap diri yang sangat berpotensi untuk merusak.

Menggantikan posisi ayahnya sebagai raja membuat Yoram merasa kuat dan berkuasa. Sayangnya, Yoram lebih mewarisi kebiasaan buruk dari keluarga istrinya, Atalya. Yoram tidak saja menyembah berhala yang menjadi kebencian Tuhan, melainkan juga berlaku bengis dalam menjalankan roda pemerintahan. Ia tega membunuh saudara-saudaranya sendiri demi meluputkan kemungkinan terjadinya perebutan kuasa.

Iman Yoram tawar. Ia bersikap acuh tak acuh kepada Tuhan. Ia lupa bahwa pencapaiannya adalah berkat Tuhan semata. Yoram mengabaikan pesan Nabi Elia untuk kembali pada sikap beriman seperti yang dihidupi Daud, Asa dan Yosafat, para pendahulunya. Ia tak gentar dengan ancaman sanksi yang mengerikan. Sebagai buah dari perilakunya yang tercela itu, ia tidak dicintai oleh bangsanya sendiri. Bahkan pada masa pemerintahannya, bukan kesejahteraan yang terjadi, melainkan penderitaan dan malapetaka. Yoram harus menanggung risiko atas ketidaksetiaannya kepada Tuhan. Ia kena tulah dan mati dengan penderitaan yang hebat. Tuhan memang berjanji tidak akan memunahkan keturunan Daud. Namun bukan berarti Ia mengizinkan perbuatan dosa. Anugerah kasih dan kesetiaan Tuhan bukan kesempatan untuk berlaku sesuka hati, apalagi menjadikan lupa diri. --EBL/www.renunganharian.net


SEKALIPUN SETIA DAN PENUH KASIH, TUHAN BUKANLAH ALLAH YANG PERMISIF TERHADAP DOSA.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media