MENARA KESOMBONGAN

Baca: Kejadian 11:1-9

Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi. (Kejadian 11:4)


Bacaan tahunan: Hosea 1-6

Saat ini tidak sedikit orang yang berusaha membangun "menara" di dalam hidup mereka melalui berbagai kegiatan sosial atau melakukan hal-hal yang sensasional. Tujuannya mereka ingin agar dilihat, dikenal, dan dikagumi oleh banyak orang. Mereka berusaha menunjukkan bahwa merekalah yang paling dibutuhkan untuk menjawab berbagai permasalahan yang terjadi dalam masyarakat saat ini.

Alih-alih berusaha untuk membuat nama Tuhan dikenal, umat manusia malah sibuk mengupayakan agar nama dan kehebatan mereka yang dikenal. Mereka berkumpul di Sinear dan berniat membangun sebuah kota dengan menara yang puncaknya mencapai langit, sebagai simbol akan kehebatan mereka (ay. 4). Mereka lupa bahwa Tuhanlah yang lebih hebat. Dialah yang seharusnya dikenal dan mendapatkan kekaguman seluruh manusia. Tuhan tidak menyukai kesombongan umat manusia sehingga Dia pun mengacaubalaukan bahasa mereka (ay. 6-7). Sebagai akibatnya, usaha mereka tidak terwujud. Pembangunan menara Babel terhenti dan mereka terserak ke seluruh bumi (ay. 8). Tidak ada seorang pun yang sanggup melawan Tuhan.

Mari kita periksa kembali segala aktivitas yang kita lakukan. Apakah kita berusaha membangun "menara kesombongan" melaluinya? Apakah sesungguhnya tujuan kita saat melakukan hal tersebut? Apakah kita berharap untuk mendapatkan pengakuan melaluinya? Mari kita ingat kembali, nama Tuhanlah yang patut dikenal. Kehebatan-Nyalah yang patut dikagumi oleh semua orang. Biarlah karya kita mewartakan hal itu. --Silvia Wiguno S /Renungan Harian


KITA BERKARYA BUKAN UNTUK MENGAGUNGKAN NAMA DIRI, MELAINKAN UNTUK MEWARTAKAN KEAGUNGAN TUHAN.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media