MERATAPI DOSA

Baca: MAZMUR 51


Bacaan tahunan: 1 Samuel 12-14:23

Hidup di lingkungan cemar dapat membuat kita tidak peka lagi dengan dosa. Sering kita membandingkan diri dengan orang lain dan berkesimpulan bahwa diri kita masih jauh lebih baik. Dengan pemikiran bahwa Tuhan pasti mengampuni dosa kita, kita pun mulai menyepelekan dosa. Mungkin kita berdoa sekadarnya memohon pengampunan dan segera melupakan dosa kita. Tidak jarang kita lalu mengulang kembali dosa yang sama, tanpa terlalu merasa bersalah.

Berbeda dengan sikap kita pada umumnya, Daud sangat menyesali dosanya. Ia memohon belas kasihan TUHAN dan masih terus bergumul dengan dosanya (ay. 3-5). Daud rela dihukum (ay. 6). Meskipun demikian, sesungguhnya yang ia rindukan adalah penyucian dirinya dari segala kecemaran (ay. 4, 9, 11-12). Perasaan bersalah membuat dirinya kehilangan sukacita. Daud mengaku bahwa ia tidak lagi dapat memuji TUHAN jika TUHAN tidak menghapus utang dosanya (ay. 16). Bahkan ia memohon agar TUHAN tidak mencabut Roh yang kudus darinya. Daud sadar sepenuhnya akan dampak buruk dosa yang merusak relasinya dengan TUHAN.

Sering kita kurang menyadari bahwa dosa merupakan penghinaan terhadap Tuhan (2Sam. 12:9). Padahal keseriusan penyesalan kita akan dosa mencerminkan sikap hormat kita terhadap Tuhan. Jika kita pernah memiliki relasi intim dengan Tuhan, kita tentu berduka atas dosa kita karena membuat Roh Kudus berduka (Ef. 4:30). Meratapi dosa dan memohon belas kasihan Tuhan merupakan bagian dari pertobatan yang dalam. Niscaya kita pun tidak akan sembarangan berbuat dosa lagi. --HEM/www.renunganharian.net


TANGISAN ATAS DOSA DAN PERMOHONAN BELAS KASIHAN TUHAN ADALAH BAGIAN DARI PERTOBATAN KITA YANG SESUNGGUHNYA.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media