PENYEMBAHAN YANG SIA-SIA

Baca: 1 RAJA-RAJA 18:20-46


Bacaan tahunan: Yehezkiel 1-4

Ratusan nabi Baal dan Asyera berdoa dengan sepenuh hati di gunung Karmel. Mereka menyembelih lembu dan mengadakan berbagai ritual dengan harapan sang Baal dan Asyera, dewa dan dewi kesuburan Kanaan, akan menjawab mereka dengan mengirimkan api dari langit. Mereka bahkan menoreh-noreh badan hingga darah bercucuran dari tubuh mereka. Begitulah ritual peribadatan mereka. Namun, segala upaya penyembahan mereka sia-sia belaka. Baal bukanlah Allah yang sejati. Ia tidak dapat berbuat apa-apa, sekalipun para pemujanya mengabdi kepadanya dengan sungguh-sungguh. Nabi Elia lalu menunjukkan kepada mereka, serta kepada seluruh Israel, bahwa hanya ada satu Allah yang benar. Dialah yang pantas disembah dan dipuja.

Hingga saat ini, banyak orang melakukan berbagai ritual peribadatan kepada sesuatu yang bukan Allah, dengan bersungguh-sungguh. Mungkin mereka melakukannya karena mengikuti warisan kepercayaan nenek moyang. Sebagian lain melakukannya karena ketidaktahuan, atau karena menjadi korban penyesatan. Yang jelas, itulah yang mereka ketahui dan yakini sebagai kebenaran. Ketika tidak ada pengenalan terhadap Allah yang sejati, maka akan ada pemujaan terhadap berbagai objek lain sebagai pengganti-Nya. Dan kita tahu, semua itu sia-sia belaka.

Sebagai orang-orang yang telah mengenal Allah, kita dipanggil untuk memberitakan nama-Nya. Mewartakan kasih-Nya melalui kata dan tindakan. Agar mereka juga dapat mengenal Allah yang sejati, dan beribadah kepada-Nya setulus hati. --HT/www.renunganharian.net


MENGENAL DAN MELAYANI ALLAH YANG SEJATI, ITULAH YANG MENJADIKAN HIDUP DAN PELAYANAN KITA BERARTI.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media