TAK KUASA MELAWAN MAUT

Baca: Pengkhotbah 3:1-11


Bacaan tahunan: Wahyu 17-18

Kabarnya, mendiang Michael Jackson ingin hidup hingga 150 tahun. Berbagai upaya pun dilakukan untuk mewujudkan niat itu, mulai dari memiliki tempat tidur khusus dengan serapan oksigen murni, menugaskan dokter pribadi guna mengawasi kesehatan dan aktivitas hariannya, hingga asupan makanan yang masuk ke dalam tubuhnya. Namun, upaya Jackson menantang maut kandas, tepatnya pada 25 Juni 2009. Ia meninggal karena penyakit jantung dan harus meninggalkan dunia ini pada usia 50 tahun.

Pengkhotbah berkata bahwa segala sesuatu di bawah langit ada masanya. Kematian adalah salah satunya, yang tak dapat dihindari oleh siapa pun karena masa hidup manusia memang dibatasi oleh Tuhan. Sehebat apa pun seseorang, sebanyak apa pun hartanya, bahkan sekuat apa pun usahanya memproteksi diri, suatu saat maut akan menjemputnya. Hal ini tentu tidak meniadakan perlunya menjaga kesehatan dan menjaga diri dari hal-hal yang dapat mencelakakan jiwa kita. Namun, kita juga perlu mengarahkan diri pada hal-hal yang bersifat kekal (Kol. 3:1-2), terutama kepastian keselamatan di dalam Kristus dengan memastikan kita mengalami kelahiran baru (Yoh. 3:3).

Orang dunia terkadang ingin melawan maut, tetapi kita orang percaya hendaknya lebih menaruh perhatian pada mempersiapkan diri menghadapi maut-karena ajal cepat atau lambat akan menjemput. Bedanya kita dengan orang dunia adalah keyakinan kita mengenai kepastian keselamatan dan kehidupan kekal di dalam Kristus, yang seharusnya membuat kita tak pernah lari atau gentar menghadapi maut. --GHJ/www.renunganharian.net


DALAM KRISTUS, MAUT DAPAT DISAMBUT DENGAN KEYAKINAN PENUH KARENA MEYAKINI KESELAMATAN DALAM KRISTUS.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media