Alkitab, Renungan Harian, Ayat Emas, Pujian...
Baca: ROMA 11:11-24
Bacaan tahunan: Lukas 4-5
Adalah biasa jika petani mencangkokkan cabang yang baik ke pohon yang akarnya kuat. Tujuannya tentu untuk menghasilkan buah yang baik. Tak sekali pun petani mencangkokkan cabang liar secara sembarangan agar tidak merusak pohon dan kualitas hasil panennya. Namun, berbeda dari kebiasaan manusia, Tuhan mencangkokkan cabang yang liar pada Pohon Zaitun Sejati.
Ya, bangsa-bangsa bukan Yahudi (termasuk kita) yang sesungguhnya tidak memiliki hak istimewa diberi kesempatan untuk dipersatukan di dalam Kristus. Tuhan bermurah hati, memberi kesempatan hidup dalam pohon anugerah-Nya kepada bangsa-bangsa yang semestinya mati binasa. Hasilnya, setiap pribadi yang dicangkokkan pada Kristus menerima kepenuhan-Nya, mendapat aliran sari-sari makanan dari-Nya.
Atas anugerah istimewa ini Paulus berpesan agar setiap kita, sebagai cabang yang dicangkokkan ini tidak jemawa. Sebab, tanpa aliran sari makanan dari Sang Akar Zaitun Sejati kita bukan siapa-siapa, tidak bisa melakukan apa-apa, tidak berarti apa-apa. Alih-alih merasa aman dan sombong, Paulus mengingatkan agar kita memiliki rasa takut yang kudus kepada Tuhan.
Bukan rasa takut yang penuh kecemasan kalau-kalau Allah tidak setia kepada janji-Nya. Sebab Tuhan kita setia dalam janji kasih, keadilan, dan kebenaran-Nya. Namun, takut yang kudus adalah perasaan segan dan hormat, menaruh penghargaan mendalam kepada Tuhan. Kagum kepada otoritas dan kemuliaan-Nya, dinyatakan dalam sikap taat: hidup setia dalam reksa-Nya, meninggalkan segala bentuk tabiat dosa.
-EBL/www.renunganharian.net
TAKUT YANG KUDUS NYATA MELALUI SIKAP HORMAT YANG MENDALAM KEPADA TUHAN. MENGHINDARKAN KITA DARI KESOMBONGAN ROHANI YANG MEMBINASAKAN.
Please sign-in/login using: