GARPU DI TANGAN

Baca: 2 Korintus 5:1-10

Karena kami tahu bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di surga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal. (2 Korintus 5:1)


Bacaan tahunan: Mazmur 101-105

Seorang ibu divonis menderita penyakit terminal dan hidupnya takkan lebih dari tiga bulan lagi. Ia menerima vonis itu dengan lapang dada, dan ia mempersiapkan diri dengan mengundang pendeta untuk mendiskusikan ibadah pemakamannya. Ia memilih lagu dan ayat-ayat yang akan dibacakan, juga baju yang akan ia kenakan. Yang paling unik, ia meminta pendeta menaruh garpu di tangan kanannya saat ia sudah terbaring di dalam peti.

Apa alasannya? Ia mengatakan, setiap acara makan malam selalu diakhiri dengan hidangan penutup. Setelah menyantap hidangan utama, seseorang akan berkata, "Tetap pegang garpu Anda! Yang terbaik masih akan datang!" Mereka berkata begitu karena inilah hidangan yang paling menggairahkan. Membuat santap malam lengkap dan nikmat.

Inilah maksud ibu tadi. Saat ia meninggal, kisahnya belum berakhir. Maka, ia menyambut kematian itu dengan garpu di tangan-sebab ia menanti sesuatu yang paling menggairahkan! Yakni hidup baru yang sama sekali berbeda-yang tanpa sakit, tanpa airmata, tanpa kekacauan. Jadi, bila orang bingung melihat jenazahnya memegang garpu, si ibu meminta pendeta menjelaskannya.

Apakah kita menyikapi kematian dengan iman? Kematian adalah pintu menuju hidup yang lebih baik. Kematian mempertemukan kita dengan Tuhan Yesus, yang mengubahkan segala kelemahan menjadi kesempurnaan. Apa yang kita nikmati di dunia mungkin tampak sayang untuk ditinggalkan, tetapi sebetulnya ada "sesuatu yang lebih baik" di depan sana. Inilah penghiburan yang pasti. --Agustina Wijayani /Renungan Harian


KIRANYA NAMA TUHAN SELALU DIPERMULIAKAN BAIK DALAM KEHIDUPAN MAUPUN DALAM KEMATIAN ORANG PERCAYA.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media