Alkitab, Renungan Harian, Ayat Emas, Pujian...
Baca: Keluaran 4:1-17
Bacaan tahunan: Pengkhotbah 5-8
Lahir sebagai budak, divonis mati sebelum lahir, Musa diselamatkan ibunya dan ditemukan putri raja, yang mengangkatnya sebagai anak. Ia mendapatkan pendidikan sebagai anak raja. Tetapi, pada umur 40 tahun ia melarikan diri, menyelamatkan nyawanya ke padang gurun, dan menggembalakan kambing domba, sedangkan orang Israel menanggung perbudakan Mesir. Pada umur 80 tahun, Allah memanggilnya memulai pelayanan yang mengubah sejarah.
Dari dalam nyala api di semak duri, Tuhan menyuruhnya kembali ke Mesir dan meminta pembebasan bagi orang Israel. Musa tidak menolak, tetapi ia takut. Ia berkata, "Bagaimana jika mereka tidak percaya kepadaku dan tidak mendengarkan perkataanku?" Tuhan menyuruh Musa melemparkan tongkat di tangannya ke tanah. Ia melakukannya dan tongkat itu menjadi seekor ular. Tuhan berkata, "Peganglah ekornya." Saat Musa menangkap ekornya, ular itu kembali menjadi tongkat di tangannya. Ular, suatu ancaman bagi nyawanya, berubah menjadi alat yang mendatangkan kemenangan ketika ia menghadapi Firaun yang bengis.
Apakah yang membangkitkan keberanian Musa? "Karena iman Musa... menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar daripada semua harta Mesir" (Ibr. 11:24-26). Ia tahu kesulitan yang akan muncul, tetapi imannya kepada Tuhan mendorongnya mengulurkan tangan dan memegang ekor ular itu. Ketika menghadapi perlawanan atau ancaman iman, oleh kasih karunia Allah, biarlah kita memegang "ekor" persoalan itu dengan berani. --Daniel Korre/Renungan Harian
PEGANGLAH EKOR MASALAH DAN BIARLAH TUHAN MENGUBAHNYA JADI TONGKAT UNTUK KEMULIAAN-NYA.
Please sign-in/login using: