MENGUATKAN HATI

Baca: Yosua 1:1-9


Bacaan tahunan: Mazmur 46-51

Setelah empat puluh tahun memimpin bangsa Israel, Musa meninggal. Bangsa Israel menangisi Musa di dataran Moab selama tiga puluh hari (Ul. 34:8). Tuhan menetapkan Yosua, abdi Musa, menggantikannya memimpin bangsa Israel ke negeri yang dijanjikan-Nya.

Bagaimana kira-kira perasaan Yosua pada saat itu? Kitab Suci tidak menggambarkannya secara terperinci, namun mencatat bahwa Tuhan menyatakan janji dan penyertaan-Nya kepada pemimpin baru itu. Bisa jadi Yosua khawatir. Bagaimana mereka dapat hidup tanpa Musa? Apa yang harus dilakukannya? Akankah bangsa itu mengikuti dirinya seperti mereka mengikuti Musa? Dan sederet pertanyaan lain memenuhi benaknya.

Nyatanya, Tuhan meneguhkan penyertaan-Nya, menjanjikan keberhasilan, dan menggugah Yosua untuk menguatkan dan meneguhkan hati. Dia juga mengingatkan bangsa itu, agar memerhatikan hukum-hukum-Nya, tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri. Dia memperlihatkan kepada mereka bentang wilayah yang akan diserahkan kepada bangsa itu. Ya, mereka tidak perlu kecut atau tawar hati, karena Tuhan sendiri yang memimpin mereka ke mana pun mereka pergi.

Kita mungkin pernah atau akan mengalami hal yang serupa: Kehilangan orang-atau malah pemimpin-yang kita kasihi. Tentu saja hati kita terasa berat menerima kenyataan bahwa orang tersebut tidak lagi bersama-sama dengan kita. Itulah saatnya kita menguatkan dan meneguhkan hati, dan memandang Tuhan, Pemimpin Sejati kita. --MIA/www.renunganharian.net


ORANG DAPAT DATANG DAN PERGI, NAMUN TUHAN SENANTIASA MENYERTAI KITA.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media