Alkitab, Renungan Harian, Ayat Emas, Pujian...
Baca: MATIUS 6:1-15
Bacaan tahunan: 1 Tawarikh 14-16
Belakangan ini saya mengamati adanya kecenderungan orang untuk membalas setiap perbuatan setimpal dengan apa yang telah dilakukan. Cobalah amati komentar-komentar warganet merespons berita kejahatan, yang tak jarang dipenuhi oleh sumpah serapah, atau dorongan untuk membalas kejahatan itu dengan seberat-beratnya. Cobalah untuk memberi saran agar pelakunya diampuni, lalu mencari solusi secara kekeluargaan-jika terkait perbuatan yang dapat selesai tanpa harus dibawa ke pengadilan-bisa jadi kita akan dianggap orang yang kolot atau kuno!
Bagi saya, pengampunan takkan pernah menjadi kebenaran yang ketinggalan zaman (kuno) selama manusia masih memerlukan pengampunan dari Allah. Pengampunan akan tetap relevan sebagai solusi hubungan antarmanusia yang dikoyakkan oleh konflik, perselisihan, hingga tindak kejahatan. Tentu ada konsekuensi hukum jika manusia melanggar hukum, tetapi bukan berarti mencabut pengampunan dari sana. Namun, saya masih meyakini ada cukup banyak masalah dapat selesai tanpa harus melibatkan pengadilan, seandainya lebih banyak manusia bersedia memberi pengampunan kepada orang yang bersalah kepadanya.
Alkitab sudah memberikan alasan yang sangat jelas mengapa kita harus mengampuni: karena kita pun telah dan masih akan diampuni oleh-Nya. Kebenaran yang berlaku selama bumi ada, selama kita masih perlu pengampunan dari Allah untuk segala dosa dan kesalahan kita. Allah berharap kita meneruskan pengampunan itu kepada orang lain. Nah, masihkah ada pengampunan yang sedang kita tahan? --GHJ/www.renunganharian.net
PENGAMPUNAN TAK PERNAH MENJADI KEBENARAN YANG KUNO, TETAPI RELEVAN SETIAP ZAMAN.
Please sign-in/login using: