IMAN BARAK

Baca: HAKIM-HAKIM 4


Bacaan tahunan: Markus 14–16

Bagi seorang anak kecil, kehadiran orang tua sangatlah penting. Ketika seorang anak kecil diminta untuk melakukan sesuatu misalnya, ia akan dengan senang hati mengerjakannya saat orang tua ada di dekatnya. Baginya, orang tua tidak sekadar memberi semangat, tetapi juga rasa aman karena ia tahu bahwa orang tuanya akan siap membantunya. Anak-anak itu bukanlah penakut, mereka hanya butuh dukungan dan diyakinkan. Seiring pertumbuhannya, kepercayaan diri pun akan terbangun.

Alih-alih dipuji, sosok Barak kerap kali dianggap penakut. Tetapi kitab Ibrani menulis namanya sebagai tokoh iman. Barak tetaplah seorang pahlawan yang dipakai Allah untuk menumpas Kanaan. Melalui Debora, Barak sesungguhnya telah ditetapkan Allah untuk menumpas Sisera dan kerajaannya. Barak menangkap pesan itu walau ia hanya mau maju jika Debora turut maju dalam peperangan. Dan pada hari itu Allah memberikan kemenangan kepada Barak meski ia tidak menerima kehormatan. Bukankah respons Barak sungguh mengingatkan kita pada sosok anak-anak yang mau maju jika ditemani orang tuanya? Barak bukanlah penakut, ia hanya membutuhkan dukungan orang lain agar imannya semakin bertumbuh.

Pengalaman Barak mengingatkan kita bahwa untuk bertumbuh dalam iman, kita tetap membutuhkan dukungan dari saudara seiman. Ketika menjumpai saudara seiman yang ragu akan janji Tuhan, kehadiran kita sejatinya dapat menjadi pendukung untuk menguatkan imannya. Bukankah sebagai anggota tubuh Kristus seyogyanya kita berfungsi demikian? Bukan mencemooh, tetapi saling mendukung dan menguatkan agar iman makin bertumbuh.
-SYS/www.renunganharian.net


TUHAN MENGHARGAI KEJUJURAN KITA UNTUK MENGAKUI BAHWA KITA MEMBUTUHKAN DUKUNGAN-NYA, DAN JUGA SAUDARA SEIMAN UNTUK MENGHADAPI PERGUMULAN HIDUP


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media