BERKURBAN DEMI CINTA

Baca: Kisah Para Rasul 9:1-18


Bacaan tahunan: Yesaya 22-26

Lelaki ini bernama Hartono. Ia membulatkan tekad untuk berkeliling Indonesia dengan cara ekstrem: berjalan kaki! Sepanjang perjalanan, ia menyinggahi situs-situs bersejarah, terutama yang berkaitan dengan Ir. Soekarno. Kekaguman dan rasa cinta Hartono pada Ir. Soekarno membuatnya rela melakukan tindakan ekstrem tersebut. Itulah kehebatan dari rasa cinta dan kekaguman yang bisa ditunjukkan oleh seorang anak manusia.

Tindakan Hartono mengingatkan saya pada perjalanan Paulus, yang dahulu bernama Saulus. Perjumpaan pribadi dengan Yesus di jalan menuju Damsyik (ay. 3-6) bukan hanya membelokkan sejarah hidupnya, melainkan menjadi awal perjuangannya demi Kristus. Ketetapan Allah bahwa ia akan menderita oleh karena nama Kristus, juga demi sampainya Injil ke bangsa-bangsa, tidak membuat murid Gamaliel ini merasa gentar. Ia malah berkata: "Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikit pun, asalkan aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk bersaksi tentang Injil anugerah Allah" (Kis. 20:24). Mustahil rasanya jika hal-hal luar biasa itu dilakukan oleh laki-laki yang tidak mengasihi Tuhan.

Apakah kita mengasihi Tuhan? Seberapa besar rasa cinta kita kepada-Nya, sehingga membuat kita rela berkurban dan melakukan banyak hal demi menyenangkan hati-Nya? Mari jawab dengan jujur di hadapan-Nya, lalu wujudkan lewat sikap, perkataan, maupun perbuatan kita bahwa kita sungguh-sungguh mengasihi-Nya. --Go Hok Jin/Renungan Harian


KETIKA SESEORANG SUNGGUH-SUNGGUH MENGASIHI, IA AKAN BERSEDIA BERKURBAN BAGI PRIBADI YANG DIKASIHINYA.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media