CINTA ANONIM?

Baca: ROMA 16:1-16


Bacaan tahunan: Imamat 26-27

Dalam acara penobatan prestasi artis-artis terbaik, sering terlihat adegan sang pemenang sedang ditepuktangani para pendukung atau pengagumnya, kemudian ia segera membalas dengan lambaian tangan berikut kecupan tangan di bibir mengiringi ucapan, "Saya cinta kalian." Berulang kali. Suatu ungkapan cinta yang berlaku umum, tak satu pun pribadi yang tersapa-dialamatkan tanpa nama.

Amat berbeda dengan sapaan Rasul Paulus dalam penutup suratnya kepada jemaat di Roma. Setidaknya ada dua puluh enam nama yang disebutnya. Dan terhadap masing-masing pribadi pemilik nama itu, sang rasul menyebutkan pengenalan yang spesifik akan siapa dia di matanya atau pengalaman apa yang pernah dijalaninya bersama dengan orang itu. Itulah kasih yang sesungguhnya-senantiasa tumbuh di tengah-tengah hubungan antarpribadi yang konkret. Personal. Bukan anonim. Dengan demikian, sapaan kasih terasa ketulusan dan kehangatannya.

Kasih di antara manusia tak pernah terpisah dari perkara kecil sehari-hari yang konkret. Tak mungkin jauh dari perhatian akan soal-soal kecil nan sederhana. Sapaan akrab dengan menyebut nama. Dukungan semangat saat dibutuhkan. Pemberian oleh-oleh yang penuh perhatian. Kejutan di hari ulang tahun. Makan bersama. Mengenali hobi masing-masing. Menghidupi kenangan indah bersama. Menikmati selingan humor yang menghangatkan jalinan hubungan. Dan masih banyak lagi. Sebaliknya, kasih "dari kejauhan" yang abstrak dan tanpa nama hanya ada di panggung hiburan bukan di kehidupan nyata. --PAD/www.renunganharian.net


KASIH TUMBUH SUBUR DI ATAS TANAH YANG DITABURI PERHATIAN TULUS DAN HANGAT AKAN HAL-HAL KECIL DAN SEDERHANA.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media