MEMPERTANYAKAN KEHIDUPAN

Baca: Matius 6:25-34


Bacaan tahunan: Mazmur 120-131

Adi terpukul. Dalam hati, ia bertanya mengapa Tuhan bertindak tidak adil padanya. Kedua orangtuanya tewas dalam kecelakaan pesawat terbang dan meninggalkannya bersama dua orang adik, yang masih duduk di bangku SD. Tak henti ia menghela napas mengingat kejadian itu. Kini ia harus berjuang seorang diri dalam membesarkan adik-adiknya. Wajar jika ia gentar khawatir.

Yesus mengajarkan orang agar tidak khawatir akan hidup yang mereka jalani (ay. 25). Bukan hanya itu, Yesus juga mengajarkan kepada mereka bahwa kekhawatiran tersebut belum tentu membuat hidup mereka menjadi lebih baik (ay. 27). Bahkan, mungkin saja kekhawatiran itu akan membuat kehidupan mereka lebih buruk sehingga mengkhawatirkan hidup merupakan hal yang sia-sia.

Dalam kehidupan, kita sering merasa bahwa hidup kita sangat buruk dibandingkan dengan hidup orang lain melalui kejadian menyakitkan yang kita alami. Akibatnya, perhatian kita jadi terfokus pada masalah tersebut, dan kita sulit bangkit dari keterpurukan itu. Memang wajar jika orang khawatir ketika menghadapi kesusahan hidup. Namun, firman Tuhan mengajak kita tetap memusatkan perhatian pada Allah. Dia yang menciptakan kehidupan kita, Dia pula yang berjanji untuk memelihara kita (ay. 30). Hidup itu sendiri suatu anugerah dan lebih penting dari segala kekhawatiran yang mematikan. Kiranya pengharapan akan pemeliharaan Allah itu membangkitkan ketenteraman dalam hati kita, memunculkan ide untuk mengatasi kesulitan, dan memampukan kita untuk mewujudkannya. --Anderson Sitorus/Renungan Harian


BERFOKUS PADA MASALAH MENDATANGKAN KEKHAWATIRAN; BERFOKUS PADA ALLAH MENDATANGKAN KETENTERAMAN DAN KEKUATAN.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media